PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
0
komentar
dimas aji
-
1. Perkembangan Harga Perdagangan Besar/Grosir/Agen Mei 2013
Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Mei 2013 IHPB Umum Nonmigas adalah 196,38 atau
naik 0,18 persen dari IHPB April 2013 sebesar 196,03. Kenaikan tersebut terjadi pada semua sektor
dan kelompok barang kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor Pertanian naik sebesar
0,16 persen, Sektor Industri 0,21 persen, Kelompok Barang Impor Nonmigas 0,13 persen, dan
Kelompok Barang Ekspor Nonmigas 0,17 persen. Sedangkan Sektor Pertambangan dan Penggalian
turun sebesar 0,11 persen. Dengan demikian perubahan IHPB Nonmigas sepanjang tahun 2013 adalah
sebesar 2,25 persen dan perubahan IHPB year-on-year sebesar 3,51 persen. Beberapa komoditas yang
mengalami kenaikan harga pada Mei 2013, antara lain padi/gabah, kelapa sawit, aspal, dan minyak
kelapa sawit ekspor.
Pada Mei 2013, Sektor Industri merupakan penyumbang andil terbesar pada perubahan IHPB
Nonmigas, yaitu sebesar 0,10 persen. Sektor Pertanian dan Kelompok Barang Ekspor Nonmigas samasama menyumbang andil 0,03 persen, Kelompok Barang Impor Nonmigas menyumbang andil sebesar
0,02 persen, sedangkan Sektor Pertambangan dan Penggalian tidak menyumbang andil yang
signifikan.
IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi yang terdiri dari 5 (lima) kelompok jenis bangunan pada
Mei 2013 secara umum mengalami kenaikan indeks sebesar 0,30 persen dibandingkan bulan
sebelumnya. Pada Mei 2013 semua kelompok jenis bangunan mengalami kenaikan indeks. Kelompok
Bangunan Pekerjaan Umum Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan mengalami kenaikan paling tinggi, yaitu
sebesar 0,41 persen, Kelompok Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal naik 0,22 persen,
Kelompok Bangunan Pekerjaan Umum Pertanian naik 0,38 persen, Kelompok Bangunan dan Instalasi
Listrik, Gas, Air Minum, dan Komunikasi naik 0,24 persen, dan Kelompok Bangunan Lainnya naik
0,34 persen.
Hadist Riwayat Bukhari Tentang “Hadist-hadist Para Nabi”
Penciptaan Adam dan keturunannya
No. Hadist: 3079
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا ثُمَّ قَالَ اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَقَالُوا السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ حَتَّى الْآنَ
Telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami ‘Abdur Razaq dari Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dahulu Allah mencipta Adam ‘alaihissalam yang tingginya enam puluh hasta (tangan kalian) kemudian berfirman: “Pergilah kamu dan berilah salam kepada mereka para malaikat dan dengarkanlah bagaimana mereka menjawab salam penghormatan kepadamu dan juga salam penghormatan dari anak keturunanmu”. Maka Adam menyampaikan salam: “As-Salaamu ‘alaikum” (salam sejahtera untuk kalian). Mereka menjawab; “as-salaamu ‘alaika wa rahmatullah” (salam sejahtera dan rahmat Allah buat kamu) Mereka menambahkan kalimat wa rahmatullah”. Nanti setiap orang yang masuk surga bentuknya seperti Adam alaihissalam dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang”.
No. Hadist: 3080
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عُمَارَةَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً لَا يَبُولُونَ وَلَا يَتَغَوَّطُونَ وَلَا يَتْفِلُونَ وَلَا يَمْتَخِطُونَ أَمْشَاطُهُمْ الذَّهَبُ وَرَشْحُهُمْ الْمِسْكُ وَمَجَامِرُهُمْ الْأَلُوَّةُ الْأَنْجُوجُ عُودُ الطِّيبِ وَأَزْوَاجُهُمْ الْحُورُ الْعِينُ عَلَى خَلْقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ عَلَى صُورَةِ أَبِيهِمْ آدَمَ سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ
Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah bercerita kepada kami Jarir dari ‘Umarah dari Abu Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Rombongan pertama yang masuk surga rupa mereka seperti bentuk bulan saat purnama kemudian diikuti oleh rombongan berikutnya yang rupanya bagaikan bintang-bintang yang bercahaya di langit, mereka tidak akan pernah membuang air besar di dalamnya, tidak kencing, tidak meludah dan tidak pula beringus. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka seharum minyak misik dan tempat perapian mereka terbuat dari kayu cendana yang sedemikian wangi. Istri-istri mereka adalah bidadari yang dicipta secara bersamaan (sekaligus, satu waktu) bentuk seperti nenek moyang mereka, Adam ‘alaihissalam, yang tingginya enam puluh hasta yang menjulang ke langit”.
No. Hadist: 3081
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّأُمَّ سُلَيْمٍ قَالَتْ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي مِنْ الْحَقِّ فَهَلْ عَلَى الْمَرْأَةِ الْغَسْلُ إِذَا احْتَلَمَتْ قَالَ نَعَمْ إِذَا رَأَتْ الْمَاءَ فَضَحِكَتْ أُمُّ سَلَمَةَ فَقَالَتْ تَحْتَلِمُ الْمَرْأَةُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبِمَ يُشْبِهُ الْوَلَدُ
Telah bercerita kepada kami Musaddad telah bercerita kepada kami Yahya dari Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari Zainab binti Abu Salamah dari Ummu Salamah bahwa Ummu Sulaim berkata; Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak pernah malu (dalam menerangkan) kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi bila bermimpi?”. Beliau menjawab: “Ya, jika dia melihat air”. Ummu Salamah tertawa lalu berkata; “Apakah wanita bermimpi?”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ya, lantas karena alasan apa seorang anak bisa mirip orangtuanya?”.
No. Hadist: 3082
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا الْفَزَارِيُّ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَبَلَغَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ سَلَامٍ مَقْدَمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنِّي سَائِلُكَ عَنْ ثَلَاثٍ لَا يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا نَبِيٌّ قَالَ مَا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ وَمَا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةِ وَمِنْ أَيِّ شَيْءٍ يَنْزِعُ الْوَلَدُ إِلَى أَبِيهِ وَمِنْ أَيِّ شَيْءٍ يَنْزِعُ إِلَى أَخْوَالِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَّرَنِي بِهِنَّ آنِفًا جِبْرِيلُ قَالَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ ذَاكَ عَدُوُّ الْيَهُودِ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا أَوَّلُ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ فَنَارٌ تَحْشُرُ النَّاسَ مِنْ الْمَشْرِقِ إِلَى الْمَغْرِبِ وَأَمَّا أَوَّلُ طَعَامٍ يَأْكُلُهُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَزِيَادَةُ كَبِدِ حُوتٍ وَأَمَّا الشَّبَهُ فِي الْوَلَدِ فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا غَشِيَ الْمَرْأَةَ فَسَبَقَهَا مَاؤُهُ كَانَ الشَّبَهُ لَهُ وَإِذَا سَبَقَ مَاؤُهَا كَانَ الشَّبَهُ لَهَا قَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ ثُمَّ قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ الْيَهُودَ قَوْمٌ بُهُتٌ إِنْ عَلِمُوا بِإِسْلَامِي قَبْلَ أَنْ تَسْأَلَهُمْ بَهَتُونِي عِنْدَكَ فَجَاءَتْ الْيَهُودُ وَدَخَلَ عَبْدُ اللَّهِ الْبَيْتَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ رَجُلٍ فِيكُمْ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ قَالُوا أَعْلَمُنَا وَابْنُ أَعْلَمِنَا وَأَخْبَرُنَا وَابْنُ أَخْيَرِنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفَرَأَيْتُمْ إِنْ أَسْلَمَ عَبْدُ اللَّهِ قَالُوا أَعَاذَهُ اللَّهُ مِنْ ذَلِكَ فَخَرَجَ عَبْدُ اللَّهِ إِلَيْهِمْ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَقَالُوا شَرُّنَا وَابْنُ شَرِّنَا وَوَقَعُوا فِيهِ
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Salam telah mengabarkan kepada kami Al Fazariy dari Humaid dari Anas radliallahu ‘anhu berkata; ‘Abdullah bin Salam telah mendengar berita kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah maka dia menemui Beliau dan berkata; “Aku akan bertanya tiga perkata yang tidak akan dapat diketahui kecuali oleh seorang Nabi. Dia bertanya; “Apakah tanda-tanda pertama hari qiyamat?, dan apakah makanan pertama penghuni surga dan bagaimana seorang anak bisa mirip dengan ayahnya dan bagaimana bisa mirip dengan ibunya?. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Baru saja Jibril ‘alaihissalam memberitahu aku”. Dia berkata; Maka ‘Abdullah bin Salam berkata; “Dia (Jibnril) adalah malaikat yang sangat dimusuhi orang Yahudi”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Adapun tanda pertama hari qiyamat adalah api yang muncul dan akan menggiring manusia dari timur menuju barat. Dan adapun makanan pertama penduduk surga adalah hati ikan hiu sedangkan kemiripan seorang anak dengan bapaknya adalah apabila sang suami mendatangi istrinya, apabila air mani suami mendahului air mani istrinya berarti akan lahir anak yang mirip dengan bapaknya, sebaliknya apabila air mani istrinya mendahului air mani suaminya maka akan lahir anak yang mirip dengan ibunya”. Maka ‘Abdullah bin Salam berkata; “Aku bersaksi bahwa baginda adalah Rasulullah”. Kemudian dia berkata lagi; “Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi adalah kaum yang sedemikian pembohong (menuduh) jika mereka mengetahui keIslamanku ini. Sebelum baginda bertanya mereka, mereka juga telah mendustaiku disisimu”. Lalu datanglah orang-orang Yahudi sedang ‘Abdullah masuk ke dalam rumah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Bagaimana tanggapan kalian mengenai laki-laki yang bernama ‘Abdullah bin Salam di kalangan kalian?”. Mereka menjawab; “Dia adalah orang ‘alim kami dan putra dari ‘alim kami dan orang kepercayaan kami putra dari orang kepercayaan kami”. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata lagl: “Bagaimana pendapat kalian jika ‘Abdullah bin Salam memeluk Islam?”. Mereka menjawab; “Semoga dia dilindungi Allah dari perbuatan itu”. Lalu ‘Abdullah bin Salam keluar seraya berkata; “Aku bersaksi tidak ada ilah yang berhaq disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah”. Maka mereka berkata; “Dia ini orang yang paling buruk diantara kami dan putra dari orang yang buruk”. Lalu mereka pegi.
No. Hadist: 3083
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ يَعْنِي لَوْلَا بَنُو إِسْرَائِيلَ لَمْ يَخْنَزْ اللَّحْمُ وَلَوْلَا حَوَّاءُ لَمْ تَخُنَّ أُنْثَى زَوْجَهَا
Telah bercerita kepada kami Busyr bin Muhammad telah mengabarkan kepada kami ‘Abdullah telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seperti hadit di atas, yakni; “Seandainya bukan karena perbuatan Bani Isra’il maka daging tidak akan membusuk dan seandainya bukan karena Hawa’ (istri Nabi Adam alaihissalam) tentu wanita tidak akan mengkhiyanati suaminya”.
No. Hadist: 3084
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ وَمُوسَى بْنُ حِزَامٍ قَالَا حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ عَنْ زَائِدَةَ عَنْ مَيْسَرَةَ الْأَشْجَعِيِّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ فَإِنَّ الْمَرْأَةَ خُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍ فِي الضِّلَعِ أَعْلَاهُ فَإِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ فَاسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ
Telah bercerita kepada kami Abu Kuraib dan Musa bin Hizam keduanya berkata, telah bercerita kepada kami dari Za’idah dari Maisarah Al Asyka’iy dari Abu Hazim dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nasehatilah para wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok dan yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah pangkalnya, jika kamu mencoba untuk meluruskannya maka dia akan patah namun bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para wanita”.
No. Hadist: 3085
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِحَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ إِلَيْهِ مَلَكًا بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ فَيُكْتَبُ عَمَلُهُ وَأَجَلُهُ وَرِزْقُهُ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلَّا ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُ النَّارَ
Telah bercerita kepada kami ‘Umar bin Hafsh telah bercerita kepada kami bapakku telah bercerita kepada kami Al A’masy telah bercerita kepada kami Zaid bin Wahb telah bercerita kepada kami ‘Abdullah telah bercerita kepada kami Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan dialah orang yang jujur dan berita yang dibawanya adalah benar: “”Setiap orang dari kalian telah dikumpulkan dalam penciptaannya ketika berada di dalam perut ibunya selama empat puluh hari kemudian menjadi ‘alaqah (zigot) selama itu pula kemudian menjadi mudlghah (segumpal daging) selama itu pula kemudian Allah mengirim malaikat yang diperintahkan dengan empat ketetapan (dan dikatakan kepadanya), tulislah amalnya, rezekinya, ajalnya dan sengsara dan bahagianya lalu ditiupkan ruh kepadanya. Dan sungguh seseorang akan ada yang beramal dengan amal-amal penghuni neraka hingga tak ada jarak antara dirinya dengan neraka kecuali sejengkal saja lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdirnya) hingga dia beramal dengan amalan penghuni surga kemudian masuk surga, dan ada juga seseorang yang beramal dengan amal-amal penghuni surga hingga tak ada jarak antara dirinya dengan surga kecuali sejengkal saja, lalu dia didahului oleh catatan (ketetapan taqdirnya) hingga dia beramal dengan amalan penghuni neraka lalu dia masuk neraka”.
No. Hadist: 3086
حَدَّثَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ وَكَّلَ فِي الرَّحِمِ مَلَكًا فَيَقُولُ يَا رَبِّ نُطْفَةٌ يَا رَبِّ عَلَقَةٌ يَا رَبِّ مُضْغَةٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْلُقَهَا قَالَ يَا رَبِّ أَذَكَرٌ يَا رَبِّ أُنْثَى يَا رَبِّ شَقِيٌّ أَمْ سَعِيدٌ فَمَا الرِّزْقُ فَمَا الْأَجَلُ فَيُكْتَبُ كَذَلِكَ فِي بَطْنِ أُمِّهِ
Telah bercerita kepada kami Abu an-Nu’man telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid dari ‘Ubaidullah bin Abu Bakr bin Anas dari Anas bin Malik radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala menugaskan satu malaikat dalam rahim seseorang. Malaikat itu berkata; “Wahai Rabb, sekarang baru sperma, wahai Rabb, segumpal darah, wahai Rabb (sekarang jadi) segumpal daging”. Maka bila Allah menghendaki menciptakan janin itu, malaikat itu berkata; “Wahai Rabb, laki-laki, wahai Rabb (atau) perempuan, Wahai Rabb sengsara atau bahagia, bagaimana rezekinya, kapan ajalnya. Demikianlah ditulis ketetapannya selagi berada di dalam perut ibunya”.
No. Hadist: 3087
حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي عِمْرَانَ الْجَوْنِيِّ عَنْ أَنَسٍ يَرْفَعُهُإِنَّ اللَّهَ يَقُولُ لِأَهْوَنِ أَهْلِ النَّارِ عَذَابًا لَوْ أَنَّ لَكَ مَا فِي الْأَرْضِ مِنْ شَيْءٍ كُنْتَ تَفْتَدِي بِهِ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَقَدْ سَأَلْتُكَ مَا هُوَ أَهْوَنُ مِنْ هَذَا وَأَنْتَ فِي صُلْبِ آدَمَ أَنْ لَا تُشْرِكَ بِي فَأَبَيْتَ إِلَّا الشِّرْكَ
Telah bercerita kepada kami Qais bin Hafsh telah bercerita kepada kami Khalid bin Al Harits telah bercerita kepada kami Syu’bah dari Abu ‘Imran Al Jawniy dari Anas, dia memarfu’kannya, (Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda): “Sesungguhnya Allah berfirman kepada seorang penduduk neraka yang paling ringan siksaannya,: “Seandainya kamu memiliki sesuatu dari kekayaan bumi apakah kamu akan menggunakannya untuk menebus dirimu?”. Orang itu menjawab; “Ya”. Maka Allah berfirman: “Sungguh aku dahulu meminta darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu, tepatnya saat kamu berada di dalam perut ibumu, yaitu agar kamu tidak menyekutukan aku namun kamu enggan dan tetap berbuat syirik”.
No. Hadist: 3088
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الْأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا لِأَنَّهُ أَوَّلُ مَنْ سَنَّ الْقَتْلَ
Telah bercerita kepada kami ‘Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah bercerita kepada kami bapakku telah bercerita kepada kami Al A’masy berkata telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Murrah dari Masruq dari ‘Abdullah radliallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak satupun jiwa yang terbunuh secara zhalim melainkan anak Adam yang pertama ikut menanggung dosa pertumpahan darah itu karena dialah orang pertama yang mencontahkan pembunuhan”.
Firman Allah “Sesungguhnya Allah telah
mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan memerintahkan) ‘Berilah kaummu
peringatan sebelum datang kepadanya siksa yang pedih”
No. Hadist: 3089
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ
يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ سَالِمٌ وَقَالَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَاقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ
ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ
نَبِيٍّ إِلَّا أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ لَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ
وَلَكِنِّي أَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ
لِقَوْمِهِ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ
بِأَعْوَرَ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdan telah mengabarkan kepada kami
‘Abdullah dari Yunus dari Az Zuhriy berkata Salim dan berkata Ibnu
‘Umar radliallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
berdiri di hadapan manusia lalu memuji Allah karena memang Dialah
satu-satunya yang berhak atas pujian kemudian Beliau menceritakan
Dajjal, sabda Beliau: “Aku akan menceritakannya kepada kalain dan tidak
ada seorang Nabipun melainkan telah menceritakan tentang ad-Dajjal
kepada kaumnya. Sungguh Nabi Nuh Alaihissalam telah mengingatkan
kaumnya akan tetapi aku katakan kepada kalian tentangnya yang tidak
pernah dikatakan oleh seorang Nabi pun kepada kaumnya, yaitu Dajjal itu
buta sebelah matanya sedang bahwa Allah tidaklah buta”.No. Hadist: 3090
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ
يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَلَا أُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا عَنْ الدَّجَّالِ مَا حَدَّثَ بِهِ نَبِيٌّ
قَوْمَهُ إِنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّهُ يَجِيءُ مَعَهُ بِمِثَالِ الْجَنَّةِ
وَالنَّارِ فَالَّتِي يَقُولُ إِنَّهَا الْجَنَّةُ هِيَ النَّارُ وَإِنِّي
أُنْذِرُكُمْ كَمَا أَنْذَرَ بِهِ نُوحٌ قَوْمَهُ
Telah bercerita kepada kami Abu Nu’aim telah bercerita kepada kami
Syaiban dari Yahya dari Abu Salamah aku mendengar Abu Hurairah
radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Maukah kalian aku ceritakan tentang ad-Dajjal yang belum
pernah diceritakan oleh seorang Nabipun kepada kaumnya, yaitu bahwa dia
itu buta sebelah matanya dan dia datang dengan perumpamaan surga dan
neraka. Maka yang dikatakanya sebagai surga sesungguhnya adalah nereka
dan aku ceritakan kepada kalian sebagaimna Nabi Nuh Alaihissalam
menceritakanya kepada kaumnya”.No. Hadist: 3091
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَجِيءُ نُوحٌ وَأُمَّتُهُ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى هَلْ
بَلَّغْتَ فَيَقُولُ نَعَمْ أَيْ رَبِّ فَيَقُولُ لِأُمَّتِهِ هَلْ
بَلَّغَكُمْ فَيَقُولُونَ لَا مَا جَاءَنَا مِنْ نَبِيٍّ فَيَقُولُ
لِنُوحٍ مَنْ يَشْهَدُ لَكَ فَيَقُولُ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأُمَّتُهُ فَنَشْهَدُ أَنَّهُ قَدْ بَلَّغَوَهُوَ قَوْلُهُ
جَلَّ ذِكْرُهُ} وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا
شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ {وَالْوَسَطُ الْعَدْلُ
Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma’il telah bercerita kepada
kami ‘Abdul Wahid bin Ziyad telah bercerita kepada kami Al A’masy dari
Abu Shalih dari Abu Sa’id berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “(Pada hari qiyanat) Nabi Nuh ‘alaihissalam dan
ummatnya datang lalu Allah Ta’ala berfirman: “Apakah kamu telah
menyampaikan (ajaran)?. Nuh ‘Alaihissalam menjawab: “Sudah, wahai
Rabbku”. Kemudian Allah bertanya kepada ummatnya: “Apakah benar dia
telah menyampaikan kepada kalian?”. Mereka menjawab; “Tidak. Tidak ada
seorang Nabi pun yang datang kepada kami”. Lalu Allah berfirman kepada
Nuh ‘alaihissalam: “Siapa yang menjadi saksi atasmu?”. Nabi Nuh
Alaihissalam berkata; “Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan
ummatnya”. Maka kami pun bersaksi bahwa Nabi Nuh ‘alaihissalam telah
menyampaikan risalah yang diembannya kepada ummatnya. Begitulah seperti
yang difirmankan Allah Yang Maha Tinggi (QS al-Baqarah ayat 143 yang
artinya), (“Dan demikianlah kami telah menjadikan kalian sebagai ummat
pertengahan untuk menjadi saksi atas manusia..”). al-washathu artinya
al-’adl (adil).No. Hadist: 3092
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا أَبُو حَيَّانَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَكُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي دَعْوَةٍ فَرُفِعَ إِلَيْهِ الذِّرَاعُ
وَكَانَتْ تُعْجِبُهُ فَنَهَسَ مِنْهَا نَهْسَةً وَقَالَ أَنَا سَيِّدُ
الْقَوْمِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ هَلْ تَدْرُونَ بِمَ يَجْمَعُ اللَّهُ
الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَيُبْصِرُهُمْ
النَّاظِرُ وَيُسْمِعُهُمْ الدَّاعِي وَتَدْنُو مِنْهُمْ الشَّمْسُ
فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ أَلَا تَرَوْنَ إِلَى مَا أَنْتُمْ فِيهِ إِلَى
مَا بَلَغَكُمْ أَلَا تَنْظُرُونَ إِلَى مَنْ يَشْفَعُ لَكُمْ إِلَى
رَبِّكُمْ فَيَقُولُ بَعْضُ النَّاسِ أَبُوكُمْ آدَمُ فَيَأْتُونَهُ
فَيَقُولُونَ يَا آدَمُ أَنْتَ أَبُو الْبَشَرِ خَلَقَكَ اللَّهُ بِيَدِهِ
وَنَفَخَ فِيكَ مِنْ رُوحِهِ وَأَمَرَ الْمَلَائِكَةَ فَسَجَدُوا لَكَ
وَأَسْكَنَكَ الْجَنَّةَ أَلَا تَشْفَعُ لَنَا إِلَى رَبِّكَ أَلَا تَرَى
مَا نَحْنُ فِيهِ وَمَا بَلَغَنَا فَيَقُولُ رَبِّي غَضِبَ غَضَبًا لَمْ
يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَا يَغْضَبُ بَعْدَهُ مِثْلَهُ وَنَهَانِي
عَنْ الشَّجَرَةِ فَعَصَيْتُهُ نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى غَيْرِي
اذْهَبُوا إِلَى نُوحٍ فَيَأْتُونَ نُوحًا فَيَقُولُونَ يَا نُوحُ أَنْتَ
أَوَّلُ الرُّسُلِ إِلَى أَهْلِ الْأَرْضِ وَسَمَّاكَ اللَّهُ عَبْدًا
شَكُورًا أَمَا تَرَى إِلَى مَا نَحْنُ فِيهِ أَلَا تَرَى إِلَى مَا
بَلَغَنَا أَلَا تَشْفَعُ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ رَبِّي غَضِبَ
الْيَوْمَ غَضَبًا لَمْ يَغْضَبْ قَبْلَهُ مِثْلَهُ وَلَا يَغْضَبُ
بَعْدَهُ مِثْلَهُ نَفْسِي نَفْسِي ائْتُوا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَأْتُونِي فَأَسْجُدُ تَحْتَ الْعَرْشِ فَيُقَالُ
يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ وَسَلْ تُعْطَهْقَالَ
مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ لَا أَحْفَظُ سَائِرَهُ
Telah bercerita kepadaku Ishaq bin Nashr telah bercerita kepada kami
Muhammad bin ‘Ubaid telah bercerita kepada kami Abu Hayyan dari Abu
Zur’ah dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Kami bersama
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam dalam jamuan makan walimah (resepsi
permikahan) kemudian disodorkan kepada Beliau sepotong paha kambing
yang mengundang selera Beliau maka Beliau memakannya dengan cara
menggigitnya lalu bersabda: “Aku adalah penghulu kaum (manusia) pada
hari qiyamat. Mengertikah kalian tatkala Allah mengumpulkan manusia
dari yang pertama (diciptakan) hingga yang terakhir pada satu bukit.
Kemudian mereka dijadikan menatap oleh seorang juru pandang dan
dijadikan mendengar oleh seorang juru seru dan matahari didekatkan.
Kemudian sebagian orang berkata; “Mungkin kalian punya saran karena
nasib kalian sekarang?”. Tidakkah kalian punya pandangan siapa yang
dapat memintakan syafa’at kepada Rabb kalian?”. Maka sebagian orang ada
yang berkata; “Bapak kalian, Adam ‘alaihissalam”. Maka mereka menemui
Adam Alaihissalam dan berkata; “Wahai Adam, kamu adalah bapak seluruh
manusia. Allah menciptakan kamu langsung dengan tangan-Nya dan
meniupkan langsung ruh-Nya kepadamu dan memerintahkan para malaikat
untuk sujud kepadamu dan menempatkan kamu tinggal di surga, tidakkah
sebaiknya kamu memohon syafa’at kepada Rabbmu untuk kami?. Tidakkah
kamu melihat apa yang sedang kami hadapi?”. Adam Alaihissalam menjawab;
“Rabbku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan yang belum pernah
Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula marah seperti itu
sesudahnya. Dia melarang aku mendekati pohon namun aku mendurhakai-Nya.
Oh diriku, oh diriku. Pergilah kalian kepada orang selain aku. Pergilah
kepada Nuh”. Maka mereka menemui Nuh Alaihissalam dan berkata; “Wahai
Nuh, kamulah Rasul pertama kepada penduduk bumi ini dan Allah menamakan
dirimu sebagai ‘Abdan syakuura (hamba yang bersyukur). Tidakkah kamu
melihat apa yang sedang kami hadapi?, Tidakkah sebaiknya kamu memohon
syafa’at kepada Rabbmu untuk kami?. Maka Nuh Alaihissalam berkata;
“Pada suatu hari Rabbku pernah marah kepadaku dengan suatu kemarahan
yang belum pernah Dia marah seperti itu sebelumnya dan tidak akan pula
marah seperti itu sesudahnya. Oh diriku, oh diriku. Pergilah kalian
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. Maka mereka menemui aku.
Kemudian aku sujud di bawah al-’Arsy lalu dikatakan; “Wahai Muhammad,
angkatlah kepalamu dan mohonkanlah syafa’at serta mintalah karena
permintaan kamu akan dikabulkan”. Muhammad bin ‘Ubaid berkata; “Aku
tidak hafal seluruh isi hadits ini”.No. Hadist: 3093
حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ نَصْرٍ أَخْبَرَنَا
أَبُو أَحْمَدَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْأَسْوَدِ
بْنِ يَزِيدَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ} فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
{مِثْلَ قِرَاءَةِ الْعَامَّةِ
Telah bercerita kepada kami Nashr bin ‘Ali telah mengabarkan kepada
kami Abu Ahmad dari Sufyan dari Abu Ishaq dari Al Aswad bin Yazid dari
‘Abdullah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca “Fahal min muddakir”, seperti bacaan bahasa orang umum”.
Penjelasan bahwa Idris adalah kakek dari ayah Nabi Nuh,
No. Hadist: 3094
حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ
أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ ح حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ
صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَنْبَسَةُ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ
قَالَ قَالَ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ كَانَ أَبُو ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
يُحَدِّثُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
فُرِجَ سَقْفُ بَيْتِي وَأَنَا بِمَكَّةَ فَنَزَلَ جِبْرِيلُ فَفَرَجَ
صَدْرِي ثُمَّ غَسَلَهُ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ جَاءَ بِطَسْتٍ مِنْ
ذَهَبٍ مُمْتَلِئٍ حِكْمَةً وَإِيمَانًا فَأَفْرَغَهَا فِي صَدْرِي ثُمَّ
أَطْبَقَهُ ثُمَّ أَخَذَ بِيَدِي فَعَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ فَلَمَّا
جَاءَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ جِبْرِيلُ لِخَازِنِ السَّمَاءِ
افْتَحْ قَالَ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا جِبْرِيلُ قَالَ مَعَكَ أَحَدٌ
قَالَ مَعِي مُحَمَّدٌ قَالَ أُرْسِلَ إِلَيْهِ قَالَ نَعَمْ فَافْتَحْ
فَلَمَّا عَلَوْنَا السَّمَاءَ الدُّنْيَا إِذَا رَجُلٌ عَنْ يَمِينِهِ
أَسْوِدَةٌ وَعَنْ يَسَارِهِ أَسْوِدَةٌ فَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ
ضَحِكَ وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ شِمَالِهِ بَكَى فَقَالَ مَرْحَبًا
بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا يَا
جِبْرِيلُ قَالَ هَذَا آدَمُ وَهَذِهِ الْأَسْوِدَةُ عَنْ يَمِينِهِ
وَعَنْ شِمَالِهِ نَسَمُ بَنِيهِ فَأَهْلُ الْيَمِينِ مِنْهُمْ أَهْلُ
الْجَنَّةِ وَالْأَسْوِدَةُ الَّتِي عَنْ شِمَالِهِ أَهْلُ النَّارِ
فَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ يَمِينِهِ ضَحِكَ وَإِذَا نَظَرَ قِبَلَ شِمَالِهِ
بَكَى ثُمَّ عَرَجَ بِي جِبْرِيلُ حَتَّى أَتَى السَّمَاءَ الثَّانِيَةَ
فَقَالَ لِخَازِنِهَا افْتَحْ فَقَالَ لَهُ خَازِنُهَا مِثْلَ مَا قَالَ
الْأَوَّلُ فَفَتَحَ قَالَ أَنَسٌ فَذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ فِي
السَّمَوَاتِ إِدْرِيسَ وَمُوسَى وَعِيسَى وَإِبْرَاهِيمَ وَلَمْ يُثْبِتْ
لِي كَيْفَ مَنَازِلُهُمْ غَيْرَ أَنَّهُ قَدْ ذَكَرَ أَنَّهُ وَجَدَ
آدَمَ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا وَإِبْرَاهِيمَ فِي السَّادِسَةِ وَقَالَ
أَنَسٌ فَلَمَّا مَرَّ جِبْرِيلُ بِإِدْرِيسَ قَالَ مَرْحَبًا
بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ
هَذَا إِدْرِيسُ ثُمَّ مَرَرْتُ بِمُوسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ
الصَّالِحِ وَالْأَخِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا مُوسَى
ثُمَّ مَرَرْتُ بِعِيسَى فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ
وَالْأَخِ الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ عِيسَى ثُمَّ مَرَرْتُ
بِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ مَرْحَبًا بِالنَّبِيِّ الصَّالِحِ وَالِابْنِ
الصَّالِحِ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَ هَذَا إِبْرَاهِيمُقَالَ
وَأَخْبَرَنِي ابْنُ حَزْمٍ أَنَّ ابْنَ عَبَّاسٍ وَأَبَا حَيَّةَ
الْأَنْصَارِيَّ كَانَا يَقُولَانِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ عُرِجَ بِي حَتَّى ظَهَرْتُ لِمُسْتَوًى
أَسْمَعُ صَرِيفَ الْأَقْلَامِ قَالَ ابْنُ حَزْمٍ وَأَنَسُ بْنُ مَالِكٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَفَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ خَمْسِينَ صَلَاةً فَرَجَعْتُ
بِذَلِكَ حَتَّى أَمُرَّ بِمُوسَى فَقَالَ مُوسَى مَا الَّذِي فَرَضَ
عَلَى أُمَّتِكَ قُلْتُ فَرَضَ عَلَيْهِمْ خَمْسِينَ صَلَاةً قَالَ
فَرَاجِعْ رَبَّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَجَعْتُ
فَرَاجَعْتُ رَبِّي فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى فَقَالَ
رَاجِعْ رَبَّكَ فَذَكَرَ مِثْلَهُ فَوَضَعَ شَطْرَهَا فَرَجَعْتُ إِلَى
مُوسَى فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَإِنَّ أُمَّتَكَ لَا
تُطِيقُ ذَلِكَ فَرَجَعْتُ فَرَاجَعْتُ رَبِّي فَقَالَ هِيَ خَمْسٌ وَهِيَ
خَمْسُونَ لَا يُبَدَّلُ الْقَوْلُ لَدَيَّ فَرَجَعْتُ إِلَى مُوسَى
فَقَالَ رَاجِعْ رَبَّكَ فَقُلْتُ قَدْ اسْتَحْيَيْتُ مِنْ رَبِّي ثُمَّ
انْطَلَقَ حَتَّى أَتَى بِي السِّدْرَةَ الْمُنْتَهَى فَغَشِيَهَا
أَلْوَانٌ لَا أَدْرِي مَا هِيَ ثُمَّ أُدْخِلْتُ الْجَنَّةَ فَإِذَا
فِيهَا جَنَابِذُ اللُّؤْلُؤِ وَإِذَا تُرَابُهَا الْمِسْكُ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdan telah mengabarkan kepada kami
‘Abdullah telah mengabarkan kepada kami Yunus dari Az Zuhriy. Dan
diriwayatkan pula, telah bercerita kepada kami Ahmad bin Shalih telah
bercerita kepada kami ‘Anbasah telah bercerita kepada kami Yunus dari
Ibnu Syihab berkata, Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata bahwa Abu
Dzar bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“(Pada saat aku di Makkah) atap rumahku terbuka, tiba-tiba datang
Malaikat Jibril ‘alaihissalam. Lalu dia membelah dadaku kemudian
mencucinya dengan menggunakan air zamzam. Dibawanya pula bejana terbuat
dari emas berisi hikmah dan iman lalu dituangnya di dadaku kemudian
ditutupnya kembali. Lalu dia memegang tanganku dan membawaku menuju
langit dunia. Tatkala sampai di langit dunia, berkata Jibril
‘Alaihissalam kepada Malaikat Penjaga langit: “Bukalah”. Berkata
Malaikat Penjaga langit: “Siapa Ini?” Jibril Alaihissalam menjawab:
“Ini Jibril”. Malaikat penjaga langit bertanya lagi: “Apakah kamu
bersama orang lain?” Jibril menjawab: “Ya, bersamaku Muhammad”. Penjaga
itu bertanya lagi: “Apakah dia diutus sebagai Rasul?”. Jibril menjawab:
“Ya, benar, untuk itu bukalah pintu”. Ketika dibuka dan kami sampai di
langit dunia, ada seorang yang sedang duduk, di sebelah kanannya ada
sekelompok manusia begitu juga di sebelah kirinya. Apabila dia melihat
kepada sekelompok orang yang disebelah kanannya, dia tertawa dan bila
melihat ke kirinya, dia menangis. Lalu dia berkata: “Selamat datang
Nabi yang shalih dan anak yang shalih”. Aku bertanya: “Siapakah dia,
wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Dialah Adam Alaihissalam dan
orang-orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya adalah ruh-ruh anak
keturunannya. Mereka yang ada di sebelah kanannya adalah para ahlu
surga sedangkan yang di sebelah kirinya adalah ahlu neraka. Jika dia
memandang ke sebelah kanannya dia tertawa dan bila memandang ke sebelah
kirinya dia menangais. Kemudian aku dibawa menuju ke langit kedua lalu
Jibril ‘Alaihissalam berkata kepada penjaganya; “bukalah”. Penjaganya
bertanya seperti pada langit pertama tadi. Maka langit pun dibuka”.
Berkata Anas radliallahu ‘anhu: “Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam menyebutkan bahwa pada tingkatan langit-langit itu Beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu dengan Adam, Idris, Musa, ‘Isa dan
Ibrahim Alaihimussalam. Dan Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam tidak
menceritakan kepadaku keberadaan mereka di langit tersebut kecuali
bahwa Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu Adam ‘Alaihissalam
pada langit dunia dan Ibrahim ‘Alaihissalam pada langit keenam. Anas
melanjutkan: “Ketika Jibril ‘Alaihissalam berjalan bersama Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berjumpa dengan Idris. Dia berkata:
“Selamat datang Nabi yang shalih dan saudara yang shalih”. Aku
bertanya: “Siapakah dia?” Jibril menjawab: “Dialah Idris. Lalu aku
berjalan melewati Musa, seraya dia berkata: “Selamat datang Nabi yang
shalih dan saudara yang shalih”. Aku bertanya: “Siapakah dia?” Jibril
menjawab: “Dialah Musa. Kemudian aku berjalan melewati ‘Isa
‘Alaihissalam, dia berkata: “Selamat datang saudara yang shalih dan
Nabi yang shalih “. Aku bertanya:: “Siapakah dia?” Jibril menjawab:
“Dialah ‘Isa. Kemudian aku melewati Ibrahim ‘Alaihissalam lalu dia
berkata: “Selamat datang Nabi yang shalih dan anak yang shalih”. Aku
bertanya: “Siapakah dia?” Jibril menjawab: “Dialah Ibrahim”. Ibnu
Syihab berkata; Ibnu Hazm mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu ‘Abbas dan
Abu Habbah Al Anshariy keduanya berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Kemudian aku dimi’rajkan hingga sampai ke suatu tempat yang disitu aku dapat mendengar suara pena yang menulis”. Berkata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik radliallahu ‘anhu berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kemudian Allah ‘azza wajalla menfardlukan kepadaku lima puluh kali
shalat. Maka aku pergi membawa perintah itu, hingga aku berjumpa dengan
Musa Alaihissalam, lalu dia bertanya: “Apa yang Allah perintahkan buat
ummatmu? Aku jawab: “Allah memfardlukan kepada mereka shalat lima puluh
kali”. Lalu dia berkata: “Kembalilah kepada Rabbmu, karena ummatmu
tidak akan sanggup”. Maka aku kembali lalu Allah mengurangi
setengahnya. Lalu aku kembali bertemu Musa dan aku katakan Allah
mengurangi setengahnya. Tapi dia berkata: “Kembalilah kepada Rabbmu
karena ummatmu tidak akan sanggup”. Lalu aku kembali menemui Allah dan
Allah kemudian menguranginya lagi setengahnya. Kembali aku menemui Musa
dan dia berkata lagi: “Kembalilah kepada Rabbmu, karena ummatmu tetap
tidak akan sanggup”. Maka aku kembali menemui Allah Ta’ala, lalu Dia
berfirman: “Ini lima sebagai pengganti lima puluh. Tidak ada lagi
perubahan keputusan di sisiKu”. Maka aku kembali menemui Musa dan dia
kembali berkata: Kembailah kepada RabbMu”. Aku katakan: “Aku malu
kepada Rabbku. Lalu Jibril membawaku hingga sampai di Sidratil Muntaha
yang diselimuti dengan warna-warni yang aku tidak tahu benda apakah
itu. Kemudian aku dimasukkan ke dalam surga, terlihat kubahnya terbuat
dari mutiara dan tanahnya dari misik”.
Firman Allah “Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang”
No. Hadist: 3095
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَرْعَرَةَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ
عَنْ الْحَكَمِ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَنُصِرْتُ بِالصَّبَا وَأُهْلِكَتْ عَادٌ بِالدَّبُورِقَالَ وَقَالَ
ابْنُ كَثِيرٍ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ أَبِي نُعْمٍ عَنْ
أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَبَعَثَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذُهَيْبَةٍ
فَقَسَمَهَا بَيْنَ الْأَرْبَعَةِ الْأَقْرَعِ بْنِ حَابِسٍ
الْحَنْظَلِيِّ ثُمَّ الْمُجَاشِعِيِّ وَعُيَيْنَةَ بْنِ بَدْرٍ
الْفَزَارِيِّ وَزَيْدٍ الطَّائِيِّ ثُمَّ أَحَدِ بَنِي نَبْهَانَ
وَعَلْقَمَةَ بْنِ عُلَاثَةَ الْعَامِرِيِّ ثُمَّ أَحَدِ بَنِي كِلَابٍ
فَغَضِبَتْ قُرَيْشٌ وَالْأَنْصَارُ قَالُوا يُعْطِي صَنَادِيدَ أَهْلِ
نَجْدٍ وَيَدَعُنَا قَالَ إِنَّمَا أَتَأَلَّفُهُمْ فَأَقْبَلَ رَجُلٌ
غَائِرُ الْعَيْنَيْنِ مُشْرِفُ الْوَجْنَتَيْنِ نَاتِئُ الْجَبِينِ كَثُّ
اللِّحْيَةِ مَحْلُوقٌ فَقَالَ اتَّقِ اللَّهَ يَا مُحَمَّدُ فَقَالَ مَنْ
يُطِعْ اللَّهَ إِذَا عَصَيْتُ أَيَأْمَنُنِي اللَّهُ عَلَى أَهْلِ
الْأَرْضِ فَلَا تَأْمَنُونِي فَسَأَلَهُ رَجُلٌ قَتْلَهُ أَحْسِبُهُ
خَالِدَ بْنَ الْوَلِيدِ فَمَنَعَهُ فَلَمَّا وَلَّى قَالَ إِنَّ مِنْ
ضِئْضِئِ هَذَا أَوْ فِي عَقِبِ هَذَا قَوْمًا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا
يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنْ الدِّينِ مُرُوقَ السَّهْمِ
مِنْ الرَّمِيَّةِ يَقْتُلُونَ أَهْلَ الْإِسْلَامِ وَيَدَعُونَ أَهْلَ
الْأَوْثَانِ لَئِنْ أَنَا أَدْرَكْتُهُمْ لَأَقْتُلَنَّهُمْ قَتْلَ عَادٍ
Telah bercerita kepadaku Muhammad bin ‘Ar’arah telah bercerita
kepada kami Syu’bah dari Al Hakam dari Mujahid dari Ibnu ‘Abbas
radliallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“”Aku ditolong dengan perantaraan angin yang berhembus dari timur
(belakang pintu Ka’bah) sedangkan kaum ‘Aad dibinasakan dengan angin
yang berhembus dari barat”. Perawi berkata; Dan Ibnu Katsir
berkata dari Sufyan dari bapaknya dari Ibnu Abi Nu’im dari Abu Sa’id
radliallahu ‘anhu berkata; ‘Ali mengirim perhiasan emas kepada Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam lalu Beliau membagikannya kepada empat
orang, yaitu kepada Al Aqra’ bin Habis Al Hanzhaliy, yang kemudian
sebutannya menjadi Al Mujasyi’iy, ‘Uyaynah bin Badr Al Fazariy, Zaid
ath-Tha’iy kemudian dia menjadi salah seorang suku Bani Nabhan dan
‘Alqamah bin ‘Ulatsah yang kemudian menjadi salah seorang suku Bani
Kilab. Orang-orang Qurais dan Kaum Anshar menjadi marah. Mereka
berkata; “Beliau telah memberi para pahlawan penduduk Nejed dan malah
mengabaikan kita”. Beliau berkata: “Aku memberi mereka dengan tujuan
agar menjinakkan hati mereka” (ke dalam Islam). Lalu datanglah
seseorang yang kedua matanya menjorok ke dalam, wajahnya kusut dengan
jenggotnya dicukur seraya berkata: “Bertaqwalah kamu kepada Allah,
wahai Muhammad”. Maka Beliau berkata: “Siapakah yang dapat bertaqwa
kepada Allah seandainya aku saja mendurhakai-Nya. Apakah patut Allah
memberi kepercayaan kepadaku untuk penduduk bumi sementara kalian tidak
mempercayai aku?”. Kemudian ada seseorang, aku kira dia adalah Khalid
bin Al Walid, yang meminta izin untuk membunuh orang itu namun Beliau
melarangnya. Setelah orang itu pergi, Beliau bersabda: “Sesungguhnya
dari asal orang ini atau di belakang orang ini (keturunan) akan ada
satu kaum yang mereka membaca al-Qur’an namun tidak sampai ke
tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama bagaikan keluarnya anak
panah dari busurnya dan mereka membunuh pemeluk Islam dan membiarkan
para penyembah berhala. Seandainya aku bertemu dengan mereka pasti aku
akan bunuh mereka sebagaimana kaum “Ad dibantai”.No. Hadist: 3096
حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ
عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ
قَالَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ}
فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ {
Telah bercerita kepada kami Khalid bin Yazid telah bercerita kepada kami Isra’il dari Abu Ishaq dari Al Aswad berkata aku mendengar ‘Abdullah berkata aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membaca “Fahal mim muddakir”. (QS. Alqamar 15).
Kisah Ya’juj dan Ma’juj
No. Hadist: 3097
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ
عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ أَنَّ
زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ حَدَّثَتْهُ عَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ بِنْتِ
أَبِي سُفْيَانَ عَنْ زَيْنَبَ بِنْتِ جَحْشٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُنَّأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ
عَلَيْهَا فَزِعًا يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ
مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ
وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي
تَلِيهَا قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ
أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada
kami Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab dari ‘Urwah bin Az Zubair
bahwa Zainab binti Abu Salamah bercerita kepadanya dari Ummu Habibah
binti Abu Sufyan dari Zainab binti Jahsy radliallahu ‘anhuma bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepadanya dengan gemetar
sambil berkata: “Laa ilaaha illallah, celakalah bangsa Arab karena
keburukan yang telah dekat, hari ini telah dibuka benteng Ya’juj dan
Ma’juj seperti ini”. Beliau memberi isyarat dengan mendekatkan
telunjuknya dengan jari sebelahnya. Zainab binti Jahsy berkata, Aku
bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa sedangkan di
tengah-tengah kita banyak orang-orang yang shalih?”. Beliau menjawab:
“Ya, benar jika keburukan telah merajalela”.No. Hadist: 3098
حَدَّثَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ
حَدَّثَنَا ابْنُ طَاوُسٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
فَتَحَ اللَّهُ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلَ هَذَا وَعَقَدَ
بِيَدِهِ تِسْعِينَ
Telah bercerita kepada kami Muslim bin Ibrahim telah bercerita
kepada kami Wuhaib telah bercerita kepada kami Ibnu Thawus dari
bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Allah membuka benteng Ya’juj dan Ma’juj
seperti ini”. Beliau mengilustrasikannya dengan tangan Beliau yang
maksudnya sembilan puluh.No. Hadist: 3099
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو
أُسَامَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى يَا آدَمُ فَيَقُولُ
لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ فِي يَدَيْكَ فَيَقُولُ أَخْرِجْ
بَعْثَ النَّارِ قَالَ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ
تِسْعَ مِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ فَعِنْدَهُ يَشِيبُ الصَّغِيرُ}
وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَمَا
هُمْ بِسُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ {قَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ وَأَيُّنَا ذَلِكَ الْوَاحِدُ قَالَ أَبْشِرُوا فَإِنَّ مِنْكُمْ
رَجُلًا وَمِنْ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ أَلْفًا ثُمَّ قَالَ وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا رُبُعَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَكَبَّرْنَا فَقَالَ أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا ثُلُثَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَكَبَّرْنَا فَقَالَ أَرْجُو أَنْ تَكُونُوا نِصْفَ أَهْلِ الْجَنَّةِ
فَكَبَّرْنَا فَقَالَ مَا أَنْتُمْ فِي النَّاسِ إِلَّا كَالشَّعَرَةِ
السَّوْدَاءِ فِي جِلْدِ ثَوْرٍ أَبْيَضَ أَوْ كَشَعَرَةٍ بَيْضَاءَ فِي
جِلْدِ ثَوْرٍ أَسْوَدَ
Telah bercerita kepadaku Ishaq bin Nashr telah bercerita kepada kami
Abu Usamah dari Al A’masy telah bercerita kepada kami Abu Shalih dari
Abu Sa’id Al Khudriy radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: “Wahai Adam, “. Nabi
Adam ‘Alaihissalam menjawab: “Labbaika, kemuliaan milik-Mu dan segala
kebaikan berada di tangan-Mu”. Kemudian Allah berfirman: “Keluarkanlah
utusan neraka”. Adam bertanya; “Apa yang dimaksud dengan utusan neraka?
(berapa jumlahnya?) “. Allah berfirman: “Dari setiap seribu, sembilan
ratus sembilan puluh Sembilan dijebloskan neraka!, Ketika perintah ini
diputuskan, maka anak-anak belia menjadi beruban, dan setiap wanita
hamil kandungannya berguguran dan kamu lihat manusia mabuk padahal
mereka tidaklah mabuk akan tetapi (mereka melihat) siksa Allah yang
sangat keras”. (QS. Alhajj 2), Para shahabat bertanya; “Wahai
Rasulullah, adakah diantara kami seseorang yang selamat?”. Beliau
bersabda: “Bergembiralah, karena setiap seribu yang dimasukkan neraka,
dari kalian cuma satu, sedang Sembilan ratus sembilan puluh sembilannya
dari Ya’juj dan ma’juj”. Kemudian Beliau bersabda: “Dan demi Dzat yang
jiwaku berada di tangan-Nya, aku berharap kalian menjadi di antara
seperempat ahlu surga”. Maka kami bertakbir. Kemudian Beliau bersabda
lagi: “Aku berharap kalian menjadi di antara sepertiga ahlu surga”.
Maka kami bertakbir lagi. Kemudian Beliau bersabda lagi: “Aku berharap
kalian menjadi di antara setengah ahlu surga”. Maka kami bertakbir
sekali lagi. Lalu Beliau bersabda: “Tidaklah keberadan kalian di
hadapan manusia melainkan bagaikan bulu hitam pada kulit sapi jantan
putih atau bagaikan bulu putih yang ada pada kulit sapi jantan hitam”.
Firman Allah “Dan Allah telah mengangkat nabi Ibrahim sebagai kekasih-Nya”
No. Hadist: 3100
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ
حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ
جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاعَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً
عُرَاةً غُرْلًا ثُمَّ قَرَأَ} كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ
وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا كُنَّا فَاعِلِينَ {وَأَوَّلُ مَنْ يُكْسَى
يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ وَإِنَّ أُنَاسًا مِنْ أَصْحَابِي
يُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ فَأَقُولُ أَصْحَابِي أَصْحَابِي
فَيَقُولُ إِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا مُرْتَدِّينَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ
مُنْذُ فَارَقْتَهُمْ فَأَقُولُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ{
وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي
إِلَى قَوْلِهِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ }
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan
kepada kami Sufyan telah bercerita kepada kami Al Mughirah bin
an-Nu’man berkata telah bercerita kepadaku Sa’id bin Jubair dari Ibnu
‘Abbas radliallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari qiyamat)
dalam keadaan telanjang dan tidak dikhitan”. Lalu Beliau membaca firman
Allah QS al-Anbiya’ ayat 104 yang artinya (“Sebagaimana Kami telah
memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan mengulanginya.
Itulah suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya”). Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada
hari qiyamat adalah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam dan ada segolongan orang
dari sahabatku yang akan diculik dari arah kiri lalu aku katakan: “Itu
Sahabatku, Itu sahabatku”. Maka Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya
mereka menjadi murtad sepeninggal kamu”. Aku katakan sebagaimana ucapan
hamba yang shalih (firman Allah dalam QS al-Maidah ayat 117 – 118 yang
artinya (“Dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka.
Namun setelah Engkau mewafatkan aku…) hingga firman-Nya (….Engkau Maha
Perkasa lagi Maha bijaksana”).No. Hadist: 3101
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
أَخْبَرَنِي أَخِي عَبْدُ الْحَمِيدِ عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ
سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ
أَبَاهُ آزَرَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَى وَجْهِ آزَرَ قَتَرَةٌ
وَغَبَرَةٌ فَيَقُولُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ لَا تَعْصِنِي
فَيَقُولُ أَبُوهُ فَالْيَوْمَ لَا أَعْصِيكَ فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ يَا
رَبِّ إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَنْ لَا تُخْزِيَنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ
فَأَيُّ خِزْيٍ أَخْزَى مِنْ أَبِي الْأَبْعَدِ فَيَقُولُ اللَّهُ
تَعَالَى إِنِّي حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ ثُمَّ يُقَالُ
يَا إِبْرَاهِيمُ مَا تَحْتَ رِجْلَيْكَ فَيَنْظُرُ فَإِذَا هُوَ بِذِيخٍ
مُلْتَطِخٍ فَيُؤْخَذُ بِقَوَائِمِهِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ
Telah bercerita kepada kami Isma’il bin ‘Abdullah berkata telah
mengabarkan kepadaku saudaraku, ‘Abdul Hamid dari Ibnu Abi Dza’bi dari
Sa’id Al Maqburiy dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nabi Ibrahim Aalaihissalam
bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari qiyamat. Ketika itu wajah Azar
ada debu hitam lalu Ibrahim berkata kepada bapaknya: “Bukankah aku
sudah katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?”. Bapaknya
berkata; “Hari ini aku tidak akan menentangmu?” Kemudian Ibrahim
berkata; “Wahai Rabb, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak
menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih
hina dari pada keberadaan bapakku yang jauh (dariku)?”. Allah Ta’ala
berfirman: “Sesungguhnya Aku mengharamkan surga bagi orang-orang
kafir”. Lalu dikatakan kepada Ibrahim; “Wahai Ibrahim, apa yang ada di
kedua telapak kakimu?”. Maka Ibrahim melihatnya yang ternyata ada
seekor anjing hutan yang kotor. Maka anjing itu diambil kakinya lalu
dibuang ke neraka”.No. Hadist: 3102
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ
وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو أَنَّ بُكَيْرًا حَدَّثَهُ عَنْ
كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا قَالَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
الْبَيْتَ فَوَجَدَ فِيهِ صُورَةَ إِبْرَاهِيمَ وَصُورَةَ مَرْيَمَ
فَقَالَ أَمَا لَهُمْ فَقَدْ سَمِعُوا أَنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا تَدْخُلُ
بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ هَذَا إِبْرَاهِيمُ مُصَوَّرٌ فَمَا لَهُ
يَسْتَقْسِمُ
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata telah
bercerita kepadaku Ibnu Wahb berkata telah bercerita kepadaku ‘Amru
bahwa Bukair bercerita kepadanya dari Kuraib, maula Ibnu ‘Abbas dari
Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam masuk kedalam al-Bait (Ka’bah) dan Beliau dapatkan patung Nabi
Ibrahim dan patung Maryam, maka Beliau bersabda: “Tidakkah mereka
mendengar bahwa malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di
dalamnya ada gambar (patung)?. Ini patung Ibrahim (yang diperlambangkan
seseorang yang hobi mengundi nasib) padahal dia tidak pernah
(mengajarkan) mengundi nasib (dengan melempar anak panah) “.No. Hadist: 3103
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامٌ
عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي الْبَيْتِ لَمْ يَدْخُلْ حَتَّى أَمَرَ بِهَا
فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام
بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ إِنْ
اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan
kepada kami Hisyam dari Ma’mar telah mengabarkan kepada kami Ayyub dari
‘Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam ketika melihat patung di dalam al-Bait
(Ka’bah) Beliau tidak memasukinya hingga Beliau perintahkan agar
dibersihkan. Dan Beliau melihat ada patung Nabi Ibrahim dan Isma’il
yang pada tangan keduanya ada azlam (anak panah), maka Beliau bersabda:
“Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah keduanya sama sekali
tidak pernah (mengajarkan) mengundi nasib (dengan melempar anak panah)
“.No. Hadist: 3104
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا يَحْيَى
بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ
أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ قَالَ
أَتْقَاهُمْ فَقَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ قَالَ فَيُوسُفُ
نَبِيُّ اللَّهِ ابْنُ نَبِيِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِيِّ اللَّهِ ابْنِ
خَلِيلِ اللَّهِ قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ قَالَ فَعَنْ
مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ
خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُواقَالَ أَبُو أُسَامَةَ
وَمُعْتَمِرٌ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah bercerita kepada kami ‘Ali bin ‘Abdullah telah bercerita kepada kami Yahya bin Sa’id telah bercerita kepada kami ‘Ubaidullah berkata telah bercerita kepadaku Sa’id bin Abi Sa’id dari Bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu;
” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya; “Wahai Rasulullah,
siapakah manusia yang paling mulia?”. Beliau menjawab: “Orang yang
paling taqwa”. Mereka berkata; “Bukan itu yang kami tanyakan”. Beliau
berkata: “Kalau begitu Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi Allah putra
Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim Alaihissalam) “. Mereka berkata
lagi; “Bukan itu yang kami tanyakan”. Beliau berkata: “Apakah yang
kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab?. Orang yang terbaik di
zaman Jahiliyyah akan menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika
mereka memahami Islam”. Abu Usamah dan Mu’tamir berkata dari ‘Ubaidullah dari Sa’id dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.No. Hadist: 3105
حَدَّثَنَا مُؤَمَّلٌ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا
عَوْفٌ حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ حَدَّثَنَا سَمُرَةُ قَالَقَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ
فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ طَوِيلٍ لَا أَكَادُ أَرَى رَأْسَهُ طُولًا
وَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah bercerita kepada kami Mu’ammal telah bercerita kepada kami
Isma’il telah bercerita kepada kami ‘Auf telah bercerita kepada kami
Abu Raja’ telah bercerita kepada kami Samurah berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tadi malam datang kepadaku
dua orang (yang membawaku) lalu kami melihat seseorang yang tinggi
hampir aku tidak dapat melihat kepalanya karena teramat tingginya.
Dialah Nabi Ibrahim shallallahu ‘alaihi wasallam”.No. Hadist: 3106
حَدَّثَنِي بَيَانُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا النَّضْرُ
أَخْبَرَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ مُجَاهِدٍ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاوَذَكَرُوا لَهُ الدَّجَّالَ بَيْنَ عَيْنَيْهِ
مَكْتُوبٌ كَافِرٌ أَوْ ك ف ر قَالَ لَمْ أَسْمَعْهُ وَلَكِنَّهُ قَالَ
أَمَّا إِبْرَاهِيمُ فَانْظُرُوا إِلَى صَاحِبِكُمْ وَأَمَّا مُوسَى
فَجَعْدٌ آدَمُ عَلَى جَمَلٍ أَحْمَرَ مَخْطُومٍ بِخُلْبَةٍ كَأَنِّي
أَنْظُرُ إِلَيْهِ انْحَدَرَ فِي الْوَادِي
Telah bercerita kepada kami Bayan bin ‘Amru telah bercerita kepada
kami an-Nadlar telah mengabarkan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Mujahid
bahwa dia mendengar Ibnu ‘Abbas RA ketika orang-orang menyebut
tentang ad-Dajjal bahwasanya Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
menceritakan bahwa diantara kedua mata ad-Dajjal tertulis kata “kafir”
atau ada huruf kaaf, faa’ dan Raa (Kaaf-Faa-Ro). Maka Ibnu ‘Abbas
radliallahu ‘anhuma berkata: “Aku belum pernah mendengarnya. Akan
tetapi Beliau bersabda: “Adapun Ibrahim, maka lihatlah pada shahabatnu
ini (maksudnya diri Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam) sedangkan Musa
‘Alaihissalam, berbadan tegap dan kuat, berkulit sawo matang seperti
ekor unta berwarna merah yang diberi cap dengan daun anggur. Seolah aku
melihatnya ketika menuruni lembah sambil bertalbiyah”.No. Hadist: 3107
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ
بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْقُرَشِيُّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ
الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْتَتَنَ
إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ ابْنُ ثَمَانِينَ سَنَةً
بِالْقَدُّومِحَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ
حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ وَقَالَ بِالْقَدُومِ مُخَفَّفَةً تَابَعَهُ
عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ تَابَعَهُ
عَجْلَانُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ
أَبِي سَلَمَةَ
Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah bercerita
kepada kami Mughirah bin ‘Abdur Rahman Al Qurasiy dari Abu Az Zanad
dari Al A’raj dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam dikhitan saat Beliau berusia delapan puluh tahun dengan menggunakan kapak”. Telah
bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami
Syu’aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zanad. Dan dia berkata: “Dengan kapak yang ringan”. Hadits
ini juga diikuti oleh ‘Abdur Rahman bin Ishaq dari Abu Az Zanad dan
diikuti oleh ‘Ajlan dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu. Dan
diriwayatkan pula oleh Muhammad bin ‘Amru dari Abu Salamah.No. Hadist: 3108
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ تَلِيدٍ الرُّعَيْنِيُّ أَخْبَرَنَا
ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ
مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكْذِبْ
إِبْرَاهِيمُ إِلَّا ثَلَاثًا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَحْبُوبٍ
حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَلَمْ يَكْذِبْ إِبْرَاهِيمُ
عَلَيْهِ السَّلَام إِلَّا ثَلَاثَ كَذَبَاتٍ ثِنْتَيْنِ مِنْهُنَّ فِي
ذَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَوْلُهُ} إِنِّي سَقِيمٌ {وَقَوْلُهُ} بَلْ
فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا {وَقَالَ بَيْنَا هُوَ ذَاتَ يَوْمٍ وَسَارَةُ
إِذْ أَتَى عَلَى جَبَّارٍ مِنْ الْجَبَابِرَةِ فَقِيلَ لَهُ إِنَّ هَا
هُنَا رَجُلًا مَعَهُ امْرَأَةٌ مِنْ أَحْسَنِ النَّاسِ فَأَرْسَلَ
إِلَيْهِ فَسَأَلَهُ عَنْهَا فَقَالَ مَنْ هَذِهِ قَالَ أُخْتِي فَأَتَى
سَارَةَ قَالَ يَا سَارَةُ لَيْسَ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ مُؤْمِنٌ
غَيْرِي وَغَيْرَكِ وَإِنَّ هَذَا سَأَلَنِي فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّكِ
أُخْتِي فَلَا تُكَذِّبِينِي فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَلَمَّا دَخَلَتْ
عَلَيْهِ ذَهَبَ يَتَنَاوَلُهَا بِيَدِهِ فَأُخِذَ فَقَالَ ادْعِي اللَّهَ
لِي وَلَا أَضُرُّكِ فَدَعَتْ اللَّهَ فَأُطْلِقَ ثُمَّ تَنَاوَلَهَا
الثَّانِيَةَ فَأُخِذَ مِثْلَهَا أَوْ أَشَدَّ فَقَالَ ادْعِي اللَّهَ لِي
وَلَا أَضُرُّكِ فَدَعَتْ فَأُطْلِقَ فَدَعَا بَعْضَ حَجَبَتِهِ فَقَالَ
إِنَّكُمْ لَمْ تَأْتُونِي بِإِنْسَانٍ إِنَّمَا أَتَيْتُمُونِي
بِشَيْطَانٍ فَأَخْدَمَهَا هَاجَرَ فَأَتَتْهُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي
فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ مَهْيَا قَالَتْ رَدَّ اللَّهُ كَيْدَ الْكَافِرِ
أَوْ الْفَاجِرِ فِي نَحْرِهِ وَأَخْدَمَ هَاجَرَ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ
تِلْكَ أُمُّكُمْ يَا بَنِي مَاءِ السَّمَاءِ
Telah bercerita kepada kami Sa’id bin Talisd ar-Ru’ainiy telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb berkata telah mengabarkan kepadaku
Jarir bin Hazim dari Ayyub dari Muhammad dari Abu Hurairah radliallahu
‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam tidak pernah berbohong kecuali tiga kali saja”. Telah
bercerita kepada kami Muhammad bin Mahbub telah bercerita kepada kami
Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Abu Hurairah radliallahu
‘anhu berkata; “Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam tidak pernah berbohong
kecuali tiga kali. Dua diantaranya adalah dalam masalah dzat Allah
‘azza wajalla, yaitu “inni saqiim (sesungguhnya aku ini sedang sakit)
QS ash-Shaffaat ayat 89 dan firman Allah Ta’ala: “bal fa’alahum
kabiiruhum haadzaa” (akan tetapi patung yang besar inilah yang
melakukannya), QS al-Anbiya’ ayat 63. Beliau bersabda: “Dan ketika pada
suatu hari dia sedang bersama dengan Sarah, istrinya, saat beliau
datang kepada seorang raja yang zhalim lalu raja tersebut diberi
informasi bahwa akan ada seorang laki-laki bersama seorang wanita yang
paling cantik. Maka diutuslah seseorang menemui Ibrahim lalu utusan itu
bertanya kepadanya, katanya; “Siapakah wanita ini?”. Ibrahim menjawab;
“Dia saudara perempuanku”. Lalu Sarah datang, maka Ibrahim berkata:
“Wahai Sarah, tidak ada orang beriman di muka bumi ini kecuali aku dan
kamu dan orang ini bertanya kepadaku lalu aku beritahu bahwa kamu
adalah saudara perempuanku maka janganlah kamu mendustakan aku”. Sarah
pun dikirim kepada raja. Setelah Sarah menemui raja, raja itu rupanya
ingin menyentuhnya dengan tangannya namun tiba-tiba tangannya lumpuh,
maka Raja berkata; “Berdo’alah kepada Allah dan aku tidak akan
mengganggu kamu”. Maka Sarah berdo’a sehingga tangan raja bisa kembali
seperti semula. Kemudian raja ingin menyentuh Sarah untuk kedua kali,
namun tangannya tiba-tiba lumpuh bahkan kelumpuhannya lebih parah
sehingga raja memohon; “Berdo’alah kepada Allah dan aku tidak akan
mengganggumu lagi”. Tangan raja pun sembuh. Kemudian raja memanggil
para pembantunya seraya berkata: “Sungguh yang kalian bawa kepadaku ini
bukan manusia, melainkan setan”. Akhirnya Sarah dihadiahi Hajar
(sebagai pelayannya). Kemudian dia pulang dan mendapatkan Ibrahim
sedang shalat maka dia memberi isyarat dengan tanganya yang inti
pesannya “Tunggu sebentar”. Sarah berkata; “Allah telah membalikkan
tipu daya orang kafir atau fajir ke tenggorokannya”. Abu Hurairah
radliallahu ‘anhu berkata; “Itulah ibu kalian (bangsa Arab), wahai anak
keturunan air langit (air zamzam) “. (maksudnya karena air zamzam Allah
Ta’ala keluarkan pertama kali untuk Hajar dan Isma’il).No. Hadist: 3109
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى أَوْ ابْنُ سَلَامٍ
عَنْهُ أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ
عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَاأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ
بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ كَانَ يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ
السَّلَام
Telah bercerita kepada kami ‘Ubaidullah bin Musa atau Ibnu Salam
dari dia, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari ‘Abdul Hamid
bin Jubair dari Sa’id bin Al Musayyab dari Ummu Syarik radliallahu
‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan
untuk membunuh cecak. Dan Beliau bersabda: “Dahulu cecak ikut membantu
meniup api (untuk membakar) Ibrahim ‘Alaihissalam.”No. Hadist: 3110
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا
أَبِي حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ عَنْ
عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَلَمَّا
نَزَلَتْ} الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ
{قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّنَا لَا يَظْلِمُ نَفْسَهُ قَالَ
لَيْسَ كَمَا تَقُولُونَ} لَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ
{بِشِرْكٍ أَوَلَمْ تَسْمَعُوا إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ لِابْنِهِ} يَا
بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ {
Telah bercerita kepada kami ‘Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah
bercerita kepada kami bapakku telah bercerita kepada kami Al A’masy
berkata telah bercerita kepadaku Ibrahim dari ‘Alqamah dari ‘Abdullah
radliallahu ‘anhu berkata; “Ketika turun QS al-An’am ayat 82 yang
artinya (“Orang-orang beriman dan tidak mencampur iman mereka dengan
kezhaliman…”), kami berkata; “Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami
orang yang tidak menzhalimi dirinya?”. Maka Beliau bersabda: “Bukan
seperti yang kalian katakan. Maksud ayat “tidak mencampurkan iman
mereka dengan kezhaliman” adalah dengan kesyirikan. Tidakkah kalian
mendengar ucapan Luqman kepada anaknya?, (Wahai anakku, janganlah kamu
menyekutukan Allah karena menyekutukan Allah merupakan kezhaliman yang
besar”).No. Hadist: 3111
بَاب حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ نَصْرٍ
حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ أَبِي حَيَّانَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَأُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا بِلَحْمٍ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ
يَجْمَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ
وَاحِدٍ فَيُسْمِعُهُمْ الدَّاعِي وَيُنْفِذُهُمْ الْبَصَرُ وَتَدْنُو
الشَّمْسُ مِنْهُمْ فَذَكَرَ حَدِيثَ الشَّفَاعَةِ فَيَأْتُونَ
إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ نَبِيُّ اللَّهِ وَخَلِيلُهُ مِنْ
الْأَرْضِ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ فَذَكَرَ كَذَبَاتِهِ
نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى مُوسَىتَابَعَهُ أَنَسٌ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah bercerita kepada kami Ishaq bin Ibrahim bin Nashr telah
bercerita kepada kami Abu Usamah dari Abu Hayyan dari Abu Zur’ah dari
Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam disuguhi sepotong daging lalu Beliau bersabda: ” Allah
mengumpulkan manusia yang pertama hingga yang terakhir pada hari
qiyamat pada satu bukit sehingga seorang penyeru bisa menjadikan mereka
mendengar dan pandangan mereka menjadikan mereka terbelalak, serta
matahari didekatkan kepada mereka”. Kemudian dia menyebutkan hadits
tentang syafa’at. Lalu manusia mendatangi Ibrahim seraya berkata;
“Kamulah Nabi Allah dan kekasih-Nya di bumi. Mohonkanlah syafa’at
kepada Rabbmu untuk kami”. Maka Ibrahim menjawab dengan menyebutkan
kedustaan-kedustaannya lalu berkata, oh diriku, oh diriku. Pergilah
kepada Musa”. Hadits ini dikuatkan jalur periwayatannya oleh Anas dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.No. Hadist: 3112
حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ
حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ لَوْلَا أَنَّهَا
عَجِلَتْ لَكَانَ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًاقَالَ الْأَنْصَارِيُّ
حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَمَّا كَثِيرُ بْنُ كَثِيرٍ
فَحَدَّثَنِي قَالَ إِنِّي وَعُثْمَانَ بْنَ أَبِي سُلَيْمانَ جُلُوسٌ
مَعَ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ مَا هَكَذَا حَدَّثَنِي ابْنُ
عَبَّاسٍ وَلَكِنَّهُ قَالَ أَقْبَلَ إِبْرَاهِيمُ بِإِسْمَاعِيلَ
وَأُمِّهِ عَلَيْهِمْ السَّلَام وَهِيَ تُرْضِعُهُ مَعَهَا شَنَّةٌ لَمْ
يَرْفَعْهُ ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ
Telah bercerita kepadaku Ahmad bin Sa’id Abu ‘Abdullah telah
bercerita kepada kami Wahb bin Jarir dari bapaknya dari Ayyub dari
‘Abdullah bin Sa’id bin Jubair dari bapaknya dari Ibnu ‘Abbas
radliallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Semoga Allah merahmati Ummu Isma’il (Siti Hajar) karena kalau dia
tidak segera membendung air zamzam tentulah air itu akan menjadi air
yang mengalir”. Al Anshar berkata telah bercerita kepada kami
Ibnu Juraij berkata; Adapun Katsir bin Katsir dia telah bercerita
kepadaku dan berkata; Aku dan ‘Utsman bin Abi Sulaiman duduk bersama
Sa’id bin Jubair lalu dia berkata; “Tidak seperti itu yang diceritakan Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma
kepadaku akan tetapi dia berkata: “Ibrahim datang menemui Isma’il dan
ibunya ‘Alaihissalam saat ibunya sedang menyusui. Ibunya memiliki
geriba (kantung air dari kulit), kemudian Ibrahim datang bersama
anaknya, Isma’il”.No. Hadist: 3113
و حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا
عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ
وَكَثِيرِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ يَزِيدُ
أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ ابْنُ
عَبَّاسٍأَوَّلَ مَا اتَّخَذَ النِّسَاءُ الْمِنْطَقَ مِنْ قِبَلِ أُمِّ
إِسْمَاعِيلَ اتَّخَذَتْ مِنْطَقًا لَتُعَفِّيَ أَثَرَهَا عَلَى سَارَةَ
ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ
تُرْضِعُهُ حَتَّى وَضَعَهُمَا عِنْدَ الْبَيْتِ عِنْدَ دَوْحَةٍ فَوْقَ
زَمْزَمَ فِي أَعْلَى الْمَسْجِدِ وَلَيْسَ بِمَكَّةَ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ
وَلَيْسَ بِهَا مَاءٌ فَوَضَعَهُمَا هُنَالِكَ وَوَضَعَ عِنْدَهُمَا
جِرَابًا فِيهِ تَمْرٌ وَسِقَاءً فِيهِ مَاءٌ ثُمَّ قَفَّى إِبْرَاهِيمُ
مُنْطَلِقًا فَتَبِعَتْهُ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ فَقَالَتْ يَا إِبْرَاهِيمُ
أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا الْوَادِي الَّذِي لَيْسَ فِيهِ
إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ مِرَارًا وَجَعَلَ لَا
يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا فَقَالَتْ لَهُ أَاللَّهُ الَّذِي أَمَرَكَ بِهَذَا
قَالَ نَعَمْ قَالَتْ إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا ثُمَّ رَجَعَتْ فَانْطَلَقَ
إِبْرَاهِيمُ حَتَّى إِذَا كَانَ عِنْدَ الثَّنِيَّةِ حَيْثُ لَا
يَرَوْنَهُ اسْتَقْبَلَ بِوَجْهِهِ الْبَيْتَ ثُمَّ دَعَا بِهَؤُلَاءِ
الْكَلِمَاتِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ رَبِّ} إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ
ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ
حَتَّى بَلَغَ يَشْكُرُونَ {وَجَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تُرْضِعُ
إِسْمَاعِيلَ وَتَشْرَبُ مِنْ ذَلِكَ الْمَاءِ حَتَّى إِذَا نَفِدَ مَا
فِي السِّقَاءِ عَطِشَتْ وَعَطِشَ ابْنُهَا وَجَعَلَتْ تَنْظُرُ إِلَيْهِ
يَتَلَوَّى أَوْ قَالَ يَتَلَبَّطُ فَانْطَلَقَتْ كَرَاهِيَةَ أَنْ
تَنْظُرَ إِلَيْهِ فَوَجَدَتْ الصَّفَا أَقْرَبَ جَبَلٍ فِي الْأَرْضِ
يَلِيهَا فَقَامَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْ الْوَادِيَ تَنْظُرُ
هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا فَهَبَطَتْ مِنْ الصَّفَا حَتَّى
إِذَا بَلَغَتْ الْوَادِيَ رَفَعَتْ طَرَفَ دِرْعِهَا ثُمَّ سَعَتْ سَعْيَ
الْإِنْسَانِ الْمَجْهُودِ حَتَّى جَاوَزَتْ الْوَادِيَ ثُمَّ أَتَتْ
الْمَرْوَةَ فَقَامَتْ عَلَيْهَا وَنَظَرَتْ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ
تَرَ أَحَدًا فَفَعَلَتْ ذَلِكَ سَبْعَ مَرَّاتٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَلِكَ سَعْيُ
النَّاسِ بَيْنَهُمَا فَلَمَّا أَشْرَفَتْ عَلَى الْمَرْوَةِ سَمِعَتْ
صَوْتًا فَقَالَتْ صَهٍ تُرِيدُ نَفْسَهَا ثُمَّ تَسَمَّعَتْ فَسَمِعَتْ
أَيْضًا فَقَالَتْ قَدْ أَسْمَعْتَ إِنْ كَانَ عِنْدَكَ غِوَاثٌ فَإِذَا
هِيَ بِالْمَلَكِ عِنْدَ مَوْضِعِ زَمْزَمَ فَبَحَثَ بِعَقِبِهِ أَوْ
قَالَ بِجَنَاحِهِ حَتَّى ظَهَرَ الْمَاءُ فَجَعَلَتْ تُحَوِّضُهُ
وَتَقُولُ بِيَدِهَا هَكَذَا وَجَعَلَتْ تَغْرِفُ مِنْ الْمَاءِ فِي
سِقَائِهَا وَهُوَ يَفُورُ بَعْدَ مَا تَغْرِفُ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللَّهُ
أُمَّ إِسْمَاعِيلَ لَوْ تَرَكَتْ زَمْزَمَ أَوْ قَالَ لَوْ لَمْ تَغْرِفْ
مِنْ الْمَاءِ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًا قَالَ فَشَرِبَتْ
وَأَرْضَعَتْ وَلَدَهَا فَقَالَ لَهَا الْمَلَكُ لَا تَخَافُوا
الضَّيْعَةَ فَإِنَّ هَا هُنَا بَيْتَ اللَّهِ يَبْنِي هَذَا الْغُلَامُ
وَأَبُوهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَهْلَهُ وَكَانَ الْبَيْتُ
مُرْتَفِعًا مِنْ الْأَرْضِ كَالرَّابِيَةِ تَأْتِيهِ السُّيُولُ
فَتَأْخُذُ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ فَكَانَتْ كَذَلِكَ حَتَّى مَرَّتْ
بِهِمْ رُفْقَةٌ مِنْ جُرْهُمَ أَوْ أَهْلُ بَيْتٍ مِنْ جُرْهُمَ
مُقْبِلِينَ مِنْ طَرِيقِ كَدَاءٍ فَنَزَلُوا فِي أَسْفَلِ مَكَّةَ
فَرَأَوْا طَائِرًا عَائِفًا فَقَالُوا إِنَّ هَذَا الطَّائِرَ لَيَدُورُ
عَلَى مَاءٍ لَعَهْدُنَا بِهَذَا الْوَادِي وَمَا فِيهِ مَاءٌ
فَأَرْسَلُوا جَرِيًّا أَوْ جَرِيَّيْنِ فَإِذَا هُمْ بِالْمَاءِ
فَرَجَعُوا فَأَخْبَرُوهُمْ بِالْمَاءِ فَأَقْبَلُوا قَالَ وَأُمُّ
إِسْمَاعِيلَ عِنْدَ الْمَاءِ فَقَالُوا أَتَأْذَنِينَ لَنَا أَنْ
نَنْزِلَ عِنْدَكِ فَقَالَتْ نَعَمْ وَلَكِنْ لَا حَقَّ لَكُمْ فِي
الْمَاءِ قَالُوا نَعَمْ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَلْفَى ذَلِكَ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ وَهِيَ
تُحِبُّ الْإِنْسَ فَنَزَلُوا وَأَرْسَلُوا إِلَى أَهْلِيهِمْ فَنَزَلُوا
مَعَهُمْ حَتَّى إِذَا كَانَ بِهَا أَهْلُ أَبْيَاتٍ مِنْهُمْ وَشَبَّ
الْغُلَامُ وَتَعَلَّمَ الْعَرَبِيَّةَ مِنْهُمْ وَأَنْفَسَهُمْ
وَأَعْجَبَهُمْ حِينَ شَبَّ فَلَمَّا أَدْرَكَ زَوَّجُوهُ امْرَأَةً
مِنْهُمْ وَمَاتَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ فَجَاءَ إِبْرَاهِيمُ بَعْدَمَا
تَزَوَّجَ إِسْمَاعِيلُ يُطَالِعُ تَرِكَتَهُ فَلَمْ يَجِدْ إِسْمَاعِيلَ
فَسَأَلَ امْرَأَتَهُ عَنْهُ فَقَالَتْ خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا ثُمَّ
سَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ فَقَالَتْ نَحْنُ بِشَرٍّ
نَحْنُ فِي ضِيقٍ وَشِدَّةٍ فَشَكَتْ إِلَيْهِ قَالَ فَإِذَا جَاءَ
زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَقُولِي لَهُ يُغَيِّرْ
عَتَبَةَ بَابِهِ فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ كَأَنَّهُ آنَسَ شَيْئًا
فَقَالَ هَلْ جَاءَكُمْ مِنْ أَحَدٍ قَالَتْ نَعَمْ جَاءَنَا شَيْخٌ كَذَا
وَكَذَا فَسَأَلَنَا عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ وَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا
فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا فِي جَهْدٍ وَشِدَّةٍ قَالَ فَهَلْ أَوْصَاكِ
بِشَيْءٍ قَالَتْ نَعَمْ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ عَلَيْكَ السَّلَامَ
وَيَقُولُ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ قَالَ ذَاكِ أَبِي وَقَدْ أَمَرَنِي
أَنْ أُفَارِقَكِ الْحَقِي بِأَهْلِكِ فَطَلَّقَهَا وَتَزَوَّجَ مِنْهُمْ
أُخْرَى فَلَبِثَ عَنْهُمْ إِبْرَاهِيمُ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ
أَتَاهُمْ بَعْدُ فَلَمْ يَجِدْهُ فَدَخَلَ عَلَى امْرَأَتِهِ فَسَأَلَهَا
عَنْهُ فَقَالَتْ خَرَجَ يَبْتَغِي لَنَا قَالَ كَيْفَ أَنْتُمْ
وَسَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ فَقَالَتْ نَحْنُ بِخَيْرٍ
وَسَعَةٍ وَأَثْنَتْ عَلَى اللَّهِ فَقَالَ مَا طَعَامُكُمْ قَالَتْ
اللَّحْمُ قَالَ فَمَا شَرَابُكُمْ قَالَتْ الْمَاءُ قَالَ اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَهُمْ فِي اللَّحْمِ وَالْمَاءِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ يَوْمَئِذٍ حَبٌّ وَلَوْ كَانَ
لَهُمْ دَعَا لَهُمْ فِيهِ قَالَ فَهُمَا لَا يَخْلُو عَلَيْهِمَا أَحَدٌ
بِغَيْرِ مَكَّةَ إِلَّا لَمْ يُوَافِقَاهُ قَالَ فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ
فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَمُرِيهِ يُثْبِتُ عَتَبَةَ بَابِهِ
فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ قَالَ هَلْ أَتَاكُمْ مِنْ أَحَدٍ قَالَتْ
نَعَمْ أَتَانَا شَيْخٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ وَأَثْنَتْ عَلَيْهِ
فَسَأَلَنِي عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ فَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا
فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا بِخَيْرٍ قَالَ فَأَوْصَاكِ بِشَيْءٍ قَالَتْ
نَعَمْ هُوَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلَامَ وَيَأْمُرُكَ أَنْ تُثْبِتَ
عَتَبَةَ بَابِكَ قَالَ ذَاكِ أَبِي وَأَنْتِ الْعَتَبَةُ أَمَرَنِي أَنْ
أُمْسِكَكِ ثُمَّ لَبِثَ عَنْهُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ جَاءَ بَعْدَ
ذَلِكَ وَإِسْمَاعِيلُ يَبْرِي نَبْلًا لَهُ تَحْتَ دَوْحَةٍ قَرِيبًا
مِنْ زَمْزَمَ فَلَمَّا رَآهُ قَامَ إِلَيْهِ فَصَنَعَا كَمَا يَصْنَعُ
الْوَالِدُ بِالْوَلَدِ وَالْوَلَدُ بِالْوَالِدِ ثُمَّ قَالَ يَا
إِسْمَاعِيلُ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي بِأَمْرٍ قَالَ فَاصْنَعْ مَا
أَمَرَكَ رَبُّكَ قَالَ وَتُعِينُنِي قَالَ وَأُعِينُكَ قَالَ فَإِنَّ
اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَبْنِيَ هَا هُنَا بَيْتًا وَأَشَارَ إِلَى
أَكَمَةٍ مُرْتَفِعَةٍ عَلَى مَا حَوْلَهَا قَالَ فَعِنْدَ ذَلِكَ رَفَعَا
الْقَوَاعِدَ مِنْ الْبَيْتِ فَجَعَلَ إِسْمَاعِيلُ يَأْتِي
بِالْحِجَارَةِ وَإِبْرَاهِيمُ يَبْنِي حَتَّى إِذَا ارْتَفَعَ الْبِنَاءُ
جَاءَ بِهَذَا الْحَجَرِ فَوَضَعَهُ لَهُ فَقَامَ عَلَيْهِ وَهُوَ يَبْنِي
وَإِسْمَاعِيلُ يُنَاوِلُهُ الْحِجَارَةَ وَهُمَا يَقُولَانِ} رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ {قَالَ فَجَعَلَا
يَبْنِيَانِ حَتَّى يَدُورَا حَوْلَ الْبَيْتِ وَهُمَا يَقُولَانِ}
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ {
Dan telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad telah bercerita
kepada kami ‘Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari
Ayyub as-Sakhtiyaniy dan Katsir bin Katsir bin Al Muthallib binAbi
Wada’ah satu sama lain saling melengkapi dari Sa’id bin Jubair berkata
Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma; “Wanita pertama yang menggunakan
ikat pinggang adalah ibu Nabi Isma’il ‘Alaihissalam. Dia menggunakannya
untuk menghilangkan jejak dari Sarah kemudian Ibrahim ‘Alaihissalam
membawanya berserta anaknya Isma’il yang saat itu ibunya masih
menyusuinya hingga Ibrahim ‘Alaihissalam menempatkan keduanya dekat
Baitullah (Ka’bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung
al-masjidil Haram. Waktu itu di Makkah tidak ada seorangpun yang
tinggal di sana dan tidak ada pula air. Ibrahim menempatkan keduanya
disana dan meninggalkan semacam karung berisi kurma dan kantung/geriba
berisi air. Kemudian Ibrahim pergi untuk meninggalkan keduanya. Maka
Ibu Isma’il mengikutinya seraya berkata; “Wahai Ibrahim, kamu mau pergi
kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada
seorang manusia dan tidak ada sesuatu apapun ini”. Ibu Isma’il terus
saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali hingga akhirnya Ibrahim
tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma’il bertanya; “Apakah
Allah yang memerintahkan kamu atas semuanya ini?”. Ibrahim menjawab:
“Ya”. Ibu Isma’il berkata; “Kalau begitu, Allah tidak akan
menelantarkan kami”. Kemudian ibu Isma’il kembali dan Ibrahim
melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan
orang-orang tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadap ke arah Ka’bah
lalu berdo’a untuk mereka dengan beberapa kalimat do’a dengan
mengangkat kedua belah tangannya, katanya: “Rabbi, (“sesungguhnya aku
telah menempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tidak
mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu yang disucikan”) hingga
sampai kepada (semoga mereka menjadi hamba-hamba yang bersyukur) (QS
Ibrahim ayat 37. Kemudian ibu Isma’il mulai menyusui anaknya dan minum
dari air persediaan hingga ketika air yang ada pada geriba habis dia
menjadi haus begitu juga anaknya. Lalu dia memandang kepada Isma’il
sang bayi yang sedang meronta-ronta”, atau dia berkata dengan redaksi:
“Berguling-guling diatas tanah”. Kemudian Hajar pergi meninggalkan
Isma’il dan tidak kuat melihat keadaannya. Maka dia mendatangi bukit
Shafaa sebagai gunung yang paling dekat keberadaannya dengannya. Dia
berdiri disana lalu menghadap ke arah lembah dengan harapan dapat
melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun. Maka dia
turun dari bukit Shafaa dan ketika sampai di lembah dia menyingsingkan
ujung pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang
berjuang keras hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di
bukit Marwah lalu beridiri di sana sambil melihat-lihat apakah ada
orang di sana namun dia tidak melihat ada seorang pun. Dia melakukan
hal itu sebanyak tujuh kali (antara bukit Shafa dan Marwah). Ibnu
‘Abbas radliallahu ‘anhu berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Itulah sa’iy yang mesti dilakukan oleh manusia (yang
berhajji) antara kedua bukit itu”. Ketika berada di puncak Marwah, dia
mendengar ada suara, lalu dia berkata dalam hatinya “diamlah” yang
Hajar maksud adalah dirinya sendiri. Kemudian dia berusaha
mendengarkanya maka dia dapat mendengar suara itu lagi maka dia
berkata; “Engkau telah memperdengarkan suaramu jika engkau bermaksud
meminta pertolongan”. Ternyata suara itu adalah suara malaikat (Jibril
‘Alaihissalam) yang berada di dekat zamzam, lantas Jibril mengais air
dengan tumitnya” atau katanya; dengan sayapnya hingga air keluar
memancar. Ibu Isma’il mulai membuat tampungan air dengan tangannya
seperti ini yaitu menciduk air dan memasukkannya ke geriba sedangkan
air terus saja memancar dengan deras setelah diciduk”. Ibnu ‘Abbas
radliallahu ‘anhuma berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Semoga Allah merahmati Ummu Isma’il (Siti Hajar) karena
kalau dia membiarkan zamzam” atau sabda Beliau: ” kalau dia tidak
segera menampung air tentulah air zamzam itu akan menjadi air yang
mengalir”. Akhirnya dia dapat minum air dan menyusui anaknya kembali.
Kemudian malaikat berkata kepadanya: “Janganlah kalian takut
ditelantarkan karena disini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh
anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan
hamba-Nya”. Pada saat itu Ka’bah Baitullah posisinya agak tinggi dari
permukaan tanah seperti sebuah bukit kecil, yang apabila datang banjiir
akan terkikis dari samping kanan dan kirinya. Ibu Isma’il, Hajar, terus
melewati hidup seperti itu hingga kemudian lewat serombongan orang dari
suku Jurhum atau keluarga Jurhum yang datang dari jalur bukit Kadaa’
lalu singgah di hilir Makkah kemudian mereka melihat ada seekor burung
sedang terbang berputar-putrar. Mereka berseru; “Burung ini pasti
berputar karena mengelilingi air padahal kita mengetahui secara pasti
bahwa di lembah ini tidak ada air. Akhirnya mereka mengutus satu atau
dua orang yang larinya cepat dan ternyata mereka menemukan ada air.
Mereka kembali dan mengabarkan keberadaan air lalu mereka mendatangi
air. Beliau berkata: “Saat itu Ibu Isma’il sedang berada di dekat air”.
Mereka berkata kepadanya; “Apakah kamu mengizinkan kami untuk singgah
bergabung denganmu di sini?”. Ibu Isma’il berkata; “Ya boleh tapi
kalian tidak berhak memiliki air”. Mereka berkata; “Baiklah”. Ibnu
‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Ibu Isma’il menjadi senang atas peristiwa ini karena ada
orang-orang yang tinggal bersamanya”. Akhirnya mereka pun tinggal
disana dan mengirim utusan kepada keluarga mereka untuk mengajak mereka
tinggal bersama-sama di sana”. Ketika para keluarga dari mereka sudah
tinggal bersama Hajar dan Isma’il sudah beranjak belia, dia belajar
berbahasa arab dari mereka, bahkan menjadi manusia paling berharga dan
paling ajaib di kalangan mereka. Kemudian Isma’il tumbuh menjadi
seorang pemuda yang disenangi oleh mereka. Setelah dewasa, mereka
menikahkan Isma’il dengan seorang wanita dari mereka dan tak lama
kemudian ibu Isma’il meninggal dunia. Di kemudian hari Ibrahim datang
setelah Isma’il menikah untuk mencari tahu apa yang telah
ditinggalkannya namun dia tidak menemukan Isma’il. Ibrahim bertanya
tentang Isma’il kepada istrinya Isma’il. Istrinya menjawab; “Dia sedang
pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya tentang
kehidupan dan keadaan mereka. Istri Isma’il menjawab; “Kami mengalami
banyak keburukan dan hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang
berat”. Istri Isma’il mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama
suaminya kepada Ibrahim. Ibrahim berkata; “Nanti apabila suami kamu
datang sampaikan salam dariku dan katakan kepadanya agar mengubah daun
pintu rumahnya”. Ketika Isma’il datang dia merasakan sesuatu lalu dia
bertanya kepada istrinya; “Apakah ada orang yang datang kepadamu?”.
Istrinya menjawab; “Ya. Tadi ada orang tua begini begini keadaannya
datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu aku terangkan dan dia
bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku terangkan
bahwa aku hidup dalam kepayahan dan penderitaan”. Isma’il bertanya;
“Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?”.
Istrinya menjawab; “Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan
salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mengubah daun pintu rumah
kamu”. Isma’il berkata; “Dialah ayahku dan sungguh dia telah
memerintahkan aku untuk menceraikan kamu maka itu kembalilah kamu
kepada keluargamu”. Maka Isma’il menceraikan istrinya. Kemudian Isma’il
menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan penduduk itu lalu
Ibrahim pergi lagi meninggalkan mereka dalam kurun waktu yang
dikehendaki Allah dan setelah itu datang kembali untuk menemui mereka
namun dia tidak mendapatkan Isma’il hingga akhirnya dia mendatangi
istri Isma’il lalu bertanya kepadanya tentang Isma’il. Istrinya
menjawab; “Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim
bertanya lagi; “Bagaimana keadaan kalian”. Dia bertanya kepada istrinya
Isma’il tentang kehidupan dan keadaan hirup mereka. Istrinya menjawab;
“Kami selalu dalam keadaan baik-baik saja dan cukup”. Istri Isma’il
memuji Allah. Ibrahim bertanya; ‘Apa makanan kalian? ‘. Istri Isma’il
menjawab; “Daging”. Ibrahim bertanya lagi; “Apa minuman kalian? ‘.
Istri Isma’il menjawab; “Air”. Maka Ibrahim berdo’a: “Ya Allah,
berkahilah mereka dalam daging dan air mereka”. Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Saat itu tidak ada biji-bijian di Makkah
dan seandainya ada tentu Ibrahim sudah mendo’akannya”. Dia berkata;
“Dan dari doa Ibrahim tentang daging dan air itulah, tidak ada
seorangpun selain penduduk Makkah yang mengeluh bila yang mereka dapati
hanya daging dan air”. Ibrahim selanjutnya berkata; “Jika nanti suamimu
datang, sampaikan salam dariku kepadanya dan perintahkanlah dia agar
memperkokoh daun pintu rumahnya”. Ketika Isma’il datang, dia berkata:
“Apakah ada orang yang datang kepadamu?”. Istrinya menjawab; “Ya. Tadi
ada orang tua dengan penampilan sangat baik datang kepada kami”.
Istrinya mengagumi Ibrahim. Dia bertanya kepadaku tentang kamu maka aku
terangkan lalu dia bertanya kepadaku tentang keadaan hidup kita maka
aku jawab bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja”.”. Isma’il bertanya;
“Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?”.
Istrinya menjawab; “Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan
salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mempertahankan daun pintu
rumah kamu”. Isma’il berkata; “Dialah ayahku dan daun pintu yang
dimaksud adalah kamu. Dia memerintahkanku untuk mempertahankan kamu”.
Kemudian Ibrahim meninggalkan mereka lagi untuk waktu tertentu
sebagaimana dikehendaki Allah, lalu datang kembali setelah itu saat
Isma’il meletakkan anak panahnya di bawah sebatang pohon dekat zamzam.
Ketika dia melihatnya, dia segera menghampirinya dan berbuat
sebagaimana layaknya seorang ayah terhadap anaknya dan seorang anak
terhadap ayahnya kemudian dia berkata; “Wahai Isma’il, Allah
memerintahkanku dengan suatu perintah”. Isma’il berkata; “Lakukanlah
apa yang diperintahkan Rabbmu”. Ibrahim berkata lagi; Apakah kamu akan
membantu aku?”. Isma’il berkata; “Ya aku akan membantumu”. Ibrahim
berkata; “Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di tempat ini”.
Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi di banding
sekelilingnya”. Perawi berkata; “Dari tempat itulah keduanya
meninggikan pondasi Baitullah, Isma’il bekerja mengangkut batu-batu
sedangkan Ibrahim yang menyusunnya (membangunnya) hingga ketika
bangunan sudah tinggi, Isma’il datang membawa batu ini lalu
meletakkannya untuk Ibrahim agar bisa naik di atasnya sementara Isma’il
memberikan batu-batu’ Keduanya bekerja sambil mengucapkan kalimat do’a;
(“Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui”. Keduanya terus saja membangun hingga
mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do’a; (“Rabb
kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui”). (QS. Albaqarah 127).No. Hadist: 3114
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو
عَامِرٍ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ
بْنُ نَافِعٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ كَثِيرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَلَمَّا كَانَ بَيْنَ
إِبْرَاهِيمَ وَبَيْنَ أَهْلِهِ مَا كَانَ خَرَجَ بِإِسْمَاعِيلَ وَأُمِّ
إِسْمَاعِيلَ وَمَعَهُمْ شَنَّةٌ فِيهَا مَاءٌ فَجَعَلَتْ أُمُّ
إِسْمَاعِيلَ تَشْرَبُ مِنْ الشَّنَّةِ فَيَدِرُّ لَبَنُهَا عَلَى
صَبِيِّهَا حَتَّى قَدِمَ مَكَّةَ فَوَضَعَهَا تَحْتَ دَوْحَةٍ ثُمَّ
رَجَعَ إِبْرَاهِيمُ إِلَى أَهْلِهِ فَاتَّبَعَتْهُ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ
حَتَّى لَمَّا بَلَغُوا كَدَاءً نَادَتْهُ مِنْ وَرَائِهِ يَا
إِبْرَاهِيمُ إِلَى مَنْ تَتْرُكُنَا قَالَ إِلَى اللَّهِ قَالَتْ رَضِيتُ
بِاللَّهِ قَالَ فَرَجَعَتْ فَجَعَلَتْ تَشْرَبُ مِنْ الشَّنَّةِ
وَيَدِرُّ لَبَنُهَا عَلَى صَبِيِّهَا حَتَّى لَمَّا فَنِيَ الْمَاءُ
قَالَتْ لَوْ ذَهَبْتُ فَنَظَرْتُ لَعَلِّي أُحِسُّ أَحَدًا قَالَ
فَذَهَبَتْ فَصَعِدَتْ الصَّفَا فَنَظَرَتْ وَنَظَرَتْ هَلْ تُحِسُّ
أَحَدًا فَلَمْ تُحِسَّ أَحَدًا فَلَمَّا بَلَغَتْ الْوَادِيَ سَعَتْ
وَأَتَتْ الْمَرْوَةَ فَفَعَلَتْ ذَلِكَ أَشْوَاطًا ثُمَّ قَالَتْ لَوْ
ذَهَبْتُ فَنَظَرْتُ مَا فَعَلَ تَعْنِي الصَّبِيَّ فَذَهَبَتْ فَنَظَرَتْ
فَإِذَا هُوَ عَلَى حَالِهِ كَأَنَّهُ يَنْشَغُ لِلْمَوْتِ فَلَمْ
تُقِرَّهَا نَفْسُهَا فَقَالَتْ لَوْ ذَهَبْتُ فَنَظَرْتُ لَعَلِّي
أُحِسُّ أَحَدًا فَذَهَبَتْ فَصَعِدَتْ الصَّفَا فَنَظَرَتْ وَنَظَرَتْ
فَلَمْ تُحِسَّ أَحَدًا حَتَّى أَتَمَّتْ سَبْعًا ثُمَّ قَالَتْ لَوْ
ذَهَبْتُ فَنَظَرْتُ مَا فَعَلَ فَإِذَا هِيَ بِصَوْتٍ فَقَالَتْ أَغِثْ
إِنْ كَانَ عِنْدَكَ خَيْرٌ فَإِذَا جِبْرِيلُ قَالَ فَقَالَ بِعَقِبِهِ
هَكَذَا وَغَمَزَ عَقِبَهُ عَلَى الْأَرْضِ قَالَ فَانْبَثَقَ الْمَاءُ
فَدَهَشَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ فَجَعَلَتْ تَحْفِزُ قَالَ فَقَالَ أَبُو
الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ تَرَكَتْهُ كَانَ
الْمَاءُ ظَاهِرًا قَالَ فَجَعَلَتْ تَشْرَبُ مِنْ الْمَاءِ وَيَدِرُّ
لَبَنُهَا عَلَى صَبِيِّهَا قَالَ فَمَرَّ نَاسٌ مِنْ جُرْهُمَ بِبَطْنِ
الْوَادِي فَإِذَا هُمْ بِطَيْرٍ كَأَنَّهُمْ أَنْكَرُوا ذَاكَ وَقَالُوا
مَا يَكُونُ الطَّيْرُ إِلَّا عَلَى مَاءٍ فَبَعَثُوا رَسُولَهُمْ
فَنَظَرَ فَإِذَا هُمْ بِالْمَاءِ فَأَتَاهُمْ فَأَخْبَرَهُمْ فَأَتَوْا
إِلَيْهَا فَقَالُوا يَا أُمَّ إِسْمَاعِيلَ أَتَأْذَنِينَ لَنَا أَنْ
نَكُونَ مَعَكِ أَوْ نَسْكُنَ مَعَكِ فَبَلَغَ ابْنُهَا فَنَكَحَ فِيهِمْ
امْرَأَةً قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ بَدَا لِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لِأَهْلِهِ
إِنِّي مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي قَالَ فَجَاءَ فَسَلَّمَ فَقَالَ أَيْنَ
إِسْمَاعِيلُ فَقَالَتْ امْرَأَتُهُ ذَهَبَ يَصِيدُ قَالَ قُولِي لَهُ
إِذَا جَاءَ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ فَلَمَّا جَاءَ أَخْبَرَتْهُ قَالَ
أَنْتِ ذَاكِ فَاذْهَبِي إِلَى أَهْلِكِ قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ بَدَا
لِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لِأَهْلِهِ إِنِّي مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي قَالَ
فَجَاءَ فَقَالَ أَيْنَ إِسْمَاعِيلُ فَقَالَتْ امْرَأَتُهُ ذَهَبَ
يَصِيدُ فَقَالَتْ أَلَا تَنْزِلُ فَتَطْعَمَ وَتَشْرَبَ فَقَالَ وَمَا
طَعَامُكُمْ وَمَا شَرَابُكُمْ قَالَتْ طَعَامُنَا اللَّحْمُ وَشَرَابُنَا
الْمَاءُ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي طَعَامِهِمْ وَشَرَابِهِمْ
قَالَ فَقَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بَرَكَةٌ بِدَعْوَةِ إِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِمَا وَسَلَّمَ
قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ بَدَا لِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لِأَهْلِهِ إِنِّي
مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي فَجَاءَ فَوَافَقَ إِسْمَاعِيلَ مِنْ وَرَاءِ
زَمْزَمَ يُصْلِحُ نَبْلًا لَهُ فَقَالَ يَا إِسْمَاعِيلُ إِنَّ رَبَّكَ
أَمَرَنِي أَنْ أَبْنِيَ لَهُ بَيْتًا قَالَ أَطِعْ رَبَّكَ قَالَ إِنَّهُ
قَدْ أَمَرَنِي أَنْ تُعِينَنِي عَلَيْهِ قَالَ إِذَنْ أَفْعَلَ أَوْ
كَمَا قَالَ قَالَ فَقَامَا فَجَعَلَ إِبْرَاهِيمُ يَبْنِي وَإِسْمَاعِيلُ
يُنَاوِلُهُ الْحِجَارَةَ وَيَقُولَانِ} رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا
إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ {قَالَ حَتَّى ارْتَفَعَ الْبِنَاءُ
وَضَعُفَ الشَّيْخُ عَنْ نَقْلِ الْحِجَارَةِ فَقَامَ عَلَى حَجَرِ
الْمَقَامِ فَجَعَلَ يُنَاوِلُهُ الْحِجَارَةَ وَيَقُولَانِ} رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ {
Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad telah bercerita
kepada kami Abu ‘Amir ‘Abdul Malik bin ‘Amru berkata telah bercerita
kepadaku Ibrahim bin Nafi’ dari Katsir bin Katsir dari Sa’id bin Jubair
dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; “Ketika Ibrahim
keluar berkelana bersama Isma’il dan ibu Isma’il, mereka membawa geriba
(kantung empat air) yang berisi air, ibu Isma’il minum dari persediaan
air dalam geriba tersebut sehingga dia dapat menyusui bayinya. Ketika
tiba di Makkah, Ibrahim menempatkan keduanya di bawah sebuah gubuk.
Tatkala Ibrahim hendak kembali kepada keluarganya, ibu Isma’il
mengikutinya di belakang hingga ketika sampai di dataran yang agak
tinggi/gundukan, ibu Isma’il memanggilnya dari belakang; “Wahai
Ibrahim, kepada siapa engkau meninggalkan kami?”. Ibrahim menjawab;
“Kepada Allah”. Hajar berkata; “Kalau begitu, Aku telah ridla kepada
Allah”. Perawi berkata; “Lalu Hajar kembali (ke tempat semula dia dan
minum geriba kunonya dan bisa menyusui bayinya hingga ketika air
persediaan habis dia berkata; “Sebaiknya aku pergi dan melihat-lihat
barangkali ada orang”. Perawi berkata; “Maka dia pergi dan naik ke atas
bukit Shafaa lalu melihat-lihat apakah ada orang namun dia tidak
merasakan ada seorangpun. Ketika sampai di lembah dia lari-lari kecil
dan mendatangi Marwa, ia lakukan yang demikian berkali-kali. Kemudian
dia berkata; “Sebaiknya aku pergi dan melihatnya, yang dimaksudnya
adalah bayinya. Maka dia pergi mendatangi bayinya yang ternyata
keadaannya seperti ketika ditinggalkan seolah-olah menghisap
napas-napas kematian sehingga hati Hajar tidak tenang. Dia berkata;
“Sebaiknya aku pergi dan melihat-lihat barangkali ada orang”. Maka dia
pergi untuk mendaki bukit Shafaa lalu melihat-lihat namun tidak ada
seorangpun yang ditemuinya hingga ketika dia telah melakukan upaya itu
sebanyak tujuh kali (antara bukir Shafaa dan Marwah) dia berkata;
“Sebaiknya aku pergi dan melihat apa yang terjadi dengan bayiku”,
ternyata dia mendengar suara, maka dia berkata; “Tolonglah (aku) jika
memang kamu baik”. Ternyata (suara itu) adalah malaikat Jibril
‘Alaihissalam. Perawi berkata; Lalu Jibril berbuat dengan tumitnya
begini. Dia mengais-ngais tanah dengan tumitnya”. Perawi berkata; “Maka
memancarlah air dan ibu Ism’ail menjadi terperanjat dan segera
menampungnya”. Perawi berkata; Berkata Abu Al Qasim shallallahu ‘alaihi
wasallam: “Seandainya Hajar membiarkannya pasti air akan mengalir”.
Perawi berkata; “Maka Hajar minum dari air (zamzam) itu sehingga dapat
menyusui bayinya”. Kemudian serombongan orang dari suku Jurhum lewat di
dasar lembah dan mereka melihat ada seekor burung, seakan mereka tidak
percaya, Mereka berkata: “Tidak akan ada burung melainkan pasti karena
ada air”. Akhirnya mereka mengutus seorang utusan mereka untuk
melihatnya yang ternyata mereka memang berada di kawasan yang ada air.
Utusan itu kemudian kembali kepada mereka dan mengabarkan (apa yang
dilihatnya). Kemudian mereka menemui Hajar dan berkata; “Wahai Ibu
Isma’il, apakah kamu mengizinkan kami untuk tinggal bersama kamu atau
kami hidup bertetangga bersama kamu?”. Kemudian anaknya (Isma’il)
tumbuh menjadi seorang pemuda lalu menikah dengan seorang wanita”.
Perawi berkata; “Kemudian timbul keinginan pada diri Ibrahim maka dia
berkata kepada keluarganya; “Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku
tinggalkan”. Perawi berkata; “Maka Ibrahim datang dan memberi salam
seraya berkata; “Kemana Isma’il?”. Istri isma’il berkata; “Pergi
berburu”. Ibrahim berkata; “Katakanlah kepadanya jika sudah datang
supaya dia mengubah daun pintu rumahnya”. Ketika Isma’il datang
istrinya menceritakan kedatangan Ibrahim. Maka Isma’il berkata;
“Kamulah yang dimaksud dengan daun pintu itu, maka kembalilah kamu
kepada keluargamu”.”Kemudian timbul lagi keinginan pada diri Ibrahim
maka dia berkata kepada keluarganya; “Aku akan pergi melihat keluargaku
yang aku tinggalkan”. Ketika tiba, Ibrahim bertanya; Kemana Isma’il”.
Istrinya menjawab; “Dia pergi berburu. Apakah tidak sebaiknya anda
singgah dulu dan makan minum bersama kami?”. Ibrahim bertanya; “Apa
makanan dan minuman kalian?”. Istri Isma’il menjawab; “Makanan kami
daging dan minuman kami air”. Lalu Ibrahim berdo’a; “Ya Allah,
berkahilah mereka dalam daging dan air mereka”. Abu Al Qasim
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Daging dan air disini penuh
dengan barakah karena barokah doa Ibrahim ‘Alaihissalam.”Kemudian
timbul lagi keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada
keluarganya; “Aku akan pergi melihat keluargaku yang aku tinggalkan”.
Maka Ibrahim datang dan bertemu dengan Isma’il dari balik (sumur)
zamzam sedang memperbaiki panahnya lalu berkata; “Wahai Isma’il,
sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan aku agar membangun rumah”.
Isma’il berkata; “Taatilah Rabbmu”. Ibrahim berkata lagi; “Sesungguhnya
Dia telah memerintahkan aku agar kamu membantu aku dalam pembangunan
rumah yang dimaksud”. Isma’il berkata; “Kalau begitu aku akan lakukan”,
atau seperti yang dikatakannya. Perawi berkata; Maka keduanya mulai
membangun, Ibrahim yang membangun sedangkan Isma’il membawa bebatuan,
keduanya sambil membaca do’a; (“Rabb kami, terimalah (amal) dari kami
sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”. Keduanya terus
saja membangun hingga mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja
membaca do’a; (“Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya
Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”). Perawi berkata; “Keduanya
terus membangun hingga ketika bangunan sudah tinggi dan Ibrahim sebagai
orangtua yang sudah renta agak kepayahan untuk mengangkat batu ke
susunan tembok yang lebih tinggi, dia berdiri di atas batu sebagai
tempat berdirinya (al-Maqam) sedangkan Ismail terus memberinya bebatuan
sambil keduanya terus membaca do’a; (“Rabb kami, terimalah (amal) dari
kami sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui”) (QS.
Albaqarah 128).No. Hadist: 3115
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ
عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قُلْتُيَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلَ
قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ
الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ سَنَةً ثُمَّ
أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ بَعْدُ فَصَلِّهْ فَإِنَّ الْفَضْلَ
فِيهِ
Telah bercerita kepada kami Musa bin Isma’il telah bercerita kepada
kami ‘Abdul Wahid telah bercerita kepada kami Al A’masy telah bercerita
kepada kami Ibrahim at-Taymiy dari bapaknya berkata aku mendengar Abu
Dzarr radliallahu ‘anhu berkata; “Aku bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam, masjid apakah yang pertama di bangun di
muka bumi ini?”. Beliau menjawab: “al-Masjidil Haram”. Dia berkata, aku
tanya lagi; “Kemudian apa?”. Beliau menjawab: “al-Masjidil Aqshaa”. Aku
bertanya lagi; “Berapa lama selang waktu antara keduanya?”. Beliau
menjawab: “Empat puluh tahun. Kemudian dimana saja kamu berada dan
waktu shalat sudah datang maka shalatlah, karena didalamnya ada
keutamaan”.No. Hadist: 3116
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ
عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَعَ لَهُ أُحُدٌ فَقَالَ هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا
وَنُحِبُّهُ اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ حَرَّمَ مَكَّةَ وَإِنِّي
أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَاوَرَوَاهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Maslamah dari Malik dari
‘Amru bin Abi ‘Amru, maula Al Mutahllib dari Anas bin Malik radliallahu
‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memandang gunung
Uhud lalu bersabda: “Sesungguhnya gunung ini mencintai kita dan
kitapun mencintainya. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan
(menjadikan suci) kota Makkah dan aku pun mengharamkan kota yang berada
di antara dua batu hitam (Madinah) “. Dan diriwayatkan pula oleh ‘Abdullah bin Zaid dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.No. Hadist: 3117
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ ابْنَ أَبِي
بَكْرٍ أَخْبَرَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
أَلَمْ تَرَيْ أَنَّ قَوْمَكِ لَمَّا بَنَوْا الْكَعْبَةَ اقْتَصَرُوا
عَنْ قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا
تَرُدُّهَا عَلَى قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لَوْلَا حِدْثَانُ
قَوْمِكِ بِالْكُفْرِفَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ لَئِنْ كَانَتْ
عَائِشَةُ سَمِعَتْ هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ مَا أُرَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ تَرَكَ اسْتِلَامَ الرُّكْنَيْنِ اللَّذَيْنِ يَلِيَانِ
الْحِجْرَ إِلَّا أَنَّ الْبَيْتَ لَمْ يُتَمَّمْ عَلَى قَوَاعِدِ
إِبْرَاهِيمَ وَقَالَ إِسْمَاعِيلُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
أَبِي بَكْرٍ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan
kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Salim bin ‘Abdullah bahwa Ibnu
Abu Bakr telah mengabarkan kepada ‘Abdullah bin ‘Umar dari ‘Aisyah,
istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam radliallahu ‘anhum bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tahukah kamu
bahwa kaummu ketika membangun Ka’bah (memperbaikinya), mereka
menggesernya dari posisi pondasi yang dibangun oleh Ibrahim”. Aku
bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya baginda kembalikan
kepada posisi pondasi yang dibangun Ibrahim?”. Beliau bersabda:
“Seandainya tidak mempertimbangkan keadaan kaummu yang baru saja
meninggalkan (zaman) kekafiran, (tentu aku sudah mengembalikannya) “.
Maka ‘Abdullah bin ‘Umar mengatakan, kalaulah ‘Aisyah radliallahu ‘anha
mendengar ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka aku
sependapat bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah
meninggalkan mengusap dua rukun (tiang yamani) yang berada didepan
hajar aswad ini, karena Baitullah tak lagi dibangun di atas pondasi
yang dibangun oleh Ibrahim ‘Alaihissalam “. Isma’il berkata;
‘Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakr (sebagai ganti penyebutan sekaligus
nama sesungguhnya dari Ibnu Abi Bakr, perawi dari hadits ini).No. Hadist: 3118
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ
بْنُ أَنَسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ
الزُّرَقِيِّ أَخْبَرَنِي أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ أَنَّهُمْقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُولُوا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا
صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ
إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan
kepada kami Malik bin Anas dari ‘Abdullah bin Abi Bakr bin Muhammad bin
‘Amru bin Hazm dari bapaknya dari ‘Amru bin Sulaim Az Zuraqiy telah
mengabarkan kepadaku Abu Humaid as-Sa’idiy radliallahu ‘anhu bahwa
mereka berkata; “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat
kepada baginda?”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Ucapkanlah; Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa azwaajihi
wa dzurriyyatihii kamaa shollaita ‘alaa aali Ibrahim wa baarik ‘alaa
Muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyyatihii kamaa baarakta ‘alaa aali
Ibrahim innaka hamiidun majiid” (Ya Allah berilah shalawat kepada
Muhammad, istri-istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah
memberi shalawat kepada keluarga Ibrahim dan berilah barakah kepada
Muhammad, istri-istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah
memberi barakah kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkah Maha
Terpuji dan Maha Mulia) “.No. Hadist: 3119
حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ وَمُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ
قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا أَبُو
فَرْوَةَ مُسْلِمُ بْنُ سَالِمٍ الْهَمْدَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ عِيسَى سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي لَيْلَى قَالَ
لَقِيَنِي كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ فَقَالَأَلَا أُهْدِي لَكَ هَدِيَّةً
سَمِعْتُهَا مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ
بَلَى فَأَهْدِهَا لِي فَقَالَ سَأَلْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ الصَّلَاةُ
عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ عَلَّمَنَا كَيْفَ
نُسَلِّمُ عَلَيْكُمْ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Telah bercerita kepada kami Qais bin Hafsh dan Musa bin Isma’il
keduanya berkata telah bercerita kepada kami ‘Abdul Wahid bin Ziyad
telah bercerita kepada kami Abu Farwah Muslim bin Salim Al Hamdaniy
berkata telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin ‘Isa dia mendengar
‘Abdur Rahman bi Abi Laila berkata; Ka’ab bin ‘Ujrah menemui aku lalu
berkata; “Maukah kamu aku hadiahkan suatu hadiah yang aku mendengarnya
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam”. Aku jawab; “Ya, hadiahkanlah
aku”. Lalu dia berkata; “Kami pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam; “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami
bershalawat kepada tuan-tuan kalangan Ahlul Bait sementara Allah telah
mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada kalian?”.
Maka Beliau bersabda: “Ucapkanlah; Allahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa
‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibrahiim wa ‘alaa aali
Ibrahim innaka hamiidun majid. Allahumma baarik ‘alaa Muhammadin wa
‘alaa aali Muhammadin kamaa baarakta ‘alaa Ibrahiim wa ‘alaa aali
Ibrahim innaka hamiidun majiid” (Ya Allah berilah shalawat kepada
Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi
shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya
Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada
Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah
kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha
Terpuji dan Maha Mulia) “.No. Hadist: 3120
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا
جَرِيرٌ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ الْمِنْهَالِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَكَانَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ
وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ
وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ
شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Telah bercerita kepada kami ‘Utsman bin Abi Staibah telah bercerita
kepada kami Jarir dari Manshur dari Al Minhal dari Sa’id bin Jubair
dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata; “Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam biasa memohonkan perlindungan untuk Al Hasan dan Al
Husein (dua cucu Beliau) dan berkata; “Sesungguhnya nenek moyang kamu
pernah memohonkan perlindungan untuk Isma’il dan Ishaq dengan kalimat
ini: A’uudzu bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaitaani wa haammatin wa min kuli ‘ainin laammah”
(“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap
setan dan segala makhluq berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat
yang mendatangkan petaka”).
Firman Allah “Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim…”
No. Hadist: 3121
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ
قَالَ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ وَسَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ نَحْنُ أَحَقُّ بِالشَّكِّ مِنْ إِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ}
رَبِّ أَرِنِي كَيْفَ تُحْيِي الْمَوْتَى قَالَ أَوْ لَمْ تُؤْمِنْ قَالَ
بَلَى وَلَكِنْ لِيَطْمَئِنَّ قَلْبِي {وَيَرْحَمُ اللَّهُ لُوطًا لَقَدْ
كَانَ يَأْوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ وَلَوْ لَبِثْتُ فِي السِّجْنِ طُولَ
مَا لَبِثَ يُوسُفُ لَأَجَبْتُ الدَّاعِيَ
Telah bercerita kepada kami Ahmad bin Shalih telah bercerita kepada
kami Ibnu Wahb berkata telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu
Syihab dari Abu Salamah bin ‘Abdur Rahman dari Sa’id bin Al Musayyab
dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Kami lebih patut untuk ragu dibanding
Ibrahim ketika dia berkata; (Ya Rabbku, tunjukkan kepadaku bagaimana
caranya Engkau menghidupkan makhluq yang sudah mati. Allah berfirman;
“Apakah kamu tidak beriman (belum yakin)?” Ibrahim berkata; “Aku telah
meyakininya akan tetapi untuk memantapkan hatiku”). Dan semoga Allah
merahmati Nabi Luth ‘Alaihissalam yang telah berlindung kepada keluarga
yang kuat. Dan seandainya aku dipenjara dan mendekam didalamnya dalam
masa tertentu sebagaimana Nabi Yusuf ‘Alaihissalam mengalaminya tentu
aku sudah bersegera memenuhi permintaan (orang yang akan membebaskan
aku) “. (QS. Albaqarah 260).
Firman Allah “Dan ceritaanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail…”
No. Hadist: 3122
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَاتِمٌ عَنْ
يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ قَالَمَرَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَلَى نَفَرٍ مِنْ أَسْلَمَ يَنْتَضِلُونَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْمُوا بَنِي إِسْمَاعِيلَ فَإِنَّ أَبَاكُمْ
كَانَ رَامِيًا ارْمُوا وَأَنَا مَعَ بَنِي فُلَانٍ قَالَ فَأَمْسَكَ
أَحَدُ الْفَرِيقَيْنِ بِأَيْدِيهِمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا لَكُمْ لَا تَرْمُونَ فَقَالُوا يَا
رَسُولَ اللَّهِ نَرْمِي وَأَنْتَ مَعَهُمْ قَالَ ارْمُوا وَأَنَا
مَعَكُمْ كُلِّكُمْ
Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah bercerita
kepada kami Hatim dari Yazid bin Abi ‘Ubaid dari Salamah bin Al Akwa’
radliallahu ‘anhu berkata; ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
berjalan melewati beberapa orang dari suku Aslam yang sedang
menunjukkan keahlian bermain panah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Memanahlah wahai Bani Isma’il, karena nenek moyang
kalian adalah ahli memanah. Memanahlah dan aku berlatih bersama Bani
Fulan”. Salamah berkata: “Lalu salah satu dari dua kelompok ada yang
menahan tangan-tangan mereka (berhenti berlatih), maka Nabi
Shallallahu’alaihiwasallam bertanya: “Mengapa kalian tidak terus
berlatih memanah?”. Mereka menjawab: “Bagaimana kami harus berlatih
sedangkan baginda berlatih bersama mereka?”. Maka Nabi
Shallallahu’alaihiwasallam bersabda: “Berlatihlah, karena aku bersama
kalian semuanya”.
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) kematian..”
No. Hadist: 3123
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ سَمِعَ
الْمُعْتَمِرَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ
الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقِيلَ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ
قَالَ أَكْرَمُهُمْ أَتْقَاهُمْ قَالُوا يَا نَبِيَّ اللَّهِ لَيْسَ عَنْ
هَذَا نَسْأَلُكَ قَالَ فَأَكْرَمُ النَّاسِ يُوسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ
ابْنُ نَبِيِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِيِّ اللَّهِ ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ
قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ قَالَ فَعَنْ مَعَادِنِ الْعَرَبِ
تَسْأَلُونِي قَالُوا نَعَمْ قَالَ فَخِيَارُكُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ
خِيَارُكُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُوا
Telah bercerita kepada kami Ishaq bin Ibrahim dia mendengar Al
Mu’tamir dari ‘Ubaidillah dari Sa’id bin Abi Sa’id Al Maqburiy dari Abu
Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; “Kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam pernah ditanyakan; “Wahai Rasulullah, siapakah manusia
yang paling mulia?”. Beliau menjawab: “Siapa yang paling taqwa di
antara mereka?”. Mereka berkata; “Wahai Nabi Allah, bukan itu yang kami
tanyakan”. Beliau berkata: “Kalau begitu, Yusuf Nabi Allah, putra dari
Nabi Allah putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim ‘Alaihissalam) “.
Mereka berkata lagi; “Bukan itu yang kami tanyakan”. Beliau berkata:
“Apakah yang kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab?. Mereka
berkata; “YA, benar”. Beliau bersabda: “Orang yang terbaik di antara
kalian pada masa Jahiliyyah adalah yang terbaik pula di masa Islam jika
mereka memahami Islam”.
“Dan (ingatlah kisah) Luth ketika dia berkata kepada kaumnya ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu..’”
No. Hadist: 3124
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ
حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ يَغْفِرُ اللَّهُ لِلُوطٍ إِنْ كَانَ لَيَأْوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada
kami Syu’aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zanad dari Al A’raj
dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Allah mengampuni Nabi Luth ‘Alaihissalam meskipun dia telah berlindung kepada keluarga yang kuat”.
“Maka tatkala para utusan itu datang kepada kaum Luth…”
No. Hadist: 3125
حَدَّثَنَا مَحْمُودٌ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ عَنْ الْأَسْوَدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَرَأَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ} فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ {
Telah bercerita kepada kami Mahmud telah bercerita kepada kami Abu
Ahmad telah bercerita kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Al Aswad
dari ‘Abdullah radliallahu ‘anhu berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memaca ayat fahal min muddakir” (“apakah ada yang mengambil pelajaran) ” (QS. Alqomar; 15).
Firman Allah “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shalih…”
No. Hadist: 3126
حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا
هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَمْعَةَ
قَالَسَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَكَرَ
الَّذِي عَقَرَ النَّاقَةَ قَالَ انْتَدَبَ لَهَا رَجُلٌ ذُو عِزٍّ
وَمَنَعَةٍ فِي قَوْمِهِ كَأَبِي زَمْعَةَ
Telah bercerita kepada kami Al Humaidiy telah bercerita kepada kami
Sufyan telah bercerita kepada kami Hisyam bin ‘Urwah dari bapaknya dari
‘Abdullah bin Zam’ah berkata aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda, lalu Beliau menyebutkan cerita tentang orang
yang menyembelih unta. Sabda Beliau: “Tampil dengan segera seseorang
yang mempunyai kemuliaan dan kekuatan di tengah kaumnya seperti Abu
Zam’ah”.No. Hadist: 3127
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ أَبُو الْحَسَنِ
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ بْنِ حَيَّانَ أَبُو زَكَرِيَّاءَ
حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ
عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا نَزَلَ الْحِجْرَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ
أَمَرَهُمْ أَنْ لَا يَشْرَبُوا مِنْ بِئْرِهَا وَلَا يَسْتَقُوا مِنْهَا
فَقَالُوا قَدْ عَجَنَّا مِنْهَا وَاسْتَقَيْنَا فَأَمَرَهُمْ أَنْ
يَطْرَحُوا ذَلِكَ الْعَجِينَ وَيُهَرِيقُوا ذَلِكَ الْمَاءَوَيُرْوَى
عَنْ سَبْرَةَ بْنِ مَعْبَدٍ وَأَبِي الشُّمُوسِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِإِلْقَاءِ الطَّعَامِ وَقَالَ أَبُو
ذَرٍّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ اعْتَجَنَ
بِمَائِهِ
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Miskin abu Al Hasan telah
bercerita kepada kami Yahya bin Hassan bin Hayyan Abu Zakariya’ telah
bercerita kepada kami Sulaiman dari ‘Abdullah bin Dinar dari Ibnu ‘Umar
radliallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
ketika singgah di al-Hijr (suatu daerah pegunungan yang pernah
dijadikan Kaum Tsamud bertempat tinggal dan dibinasakan) pada waktu
perang Tabuk, Beliau memerintahkan agar pasukan tidak minum dari air
sumurnya dan tidak mengambil airnya. Mereka berkata; “Kami telah
membuat adonan roti dengan airnya dan telah mengambil airnya”. Maka
Beliau memerintahkan agar membuang adonan roti dan menumpahkan air-air
tersebut”. Dan diriwayatkan dari Sabrah bin Ma’bad dan Abu Asy Syamus
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar memuntahkan
makanan. Dan Abu Dzarr berkata dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam;
“Yaitu agar menumpahkan adonan roti yang dibuat menggunakan air sumur
itu”.No. Hadist: 3128
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا أَنَسُ
بْنُ عِيَاضٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ
بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُأَنَّ النَّاسَ نَزَلُوا
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْضَ ثَمُودَ
الْحِجْرَ فَاسْتَقَوْا مِنْ بِئْرِهَا وَاعْتَجَنُوا بِهِ فَأَمَرَهُمْ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُهَرِيقُوا مَا
اسْتَقَوْا مِنْ بِئْرِهَا وَأَنْ يَعْلِفُوا الْإِبِلَ الْعَجِينَ
وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَسْتَقُوا مِنْ الْبِئْرِ الَّتِي كَانَتْ تَرِدُهَا
النَّاقَةُتَابَعَهُ أُسَامَةُ عَنْ نَافِعٍ
Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah bercerita
kepada kami Anas bin ‘Iyadl dari ‘Ubaidullah dari Nafi’ bahwa ‘Abdullah
bin ‘Umar radliallahu ‘anhu mengabarkan kepadanya bahwa ada
serombongan orang (Sahabat) yang bepergian bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian singgah di al-Hijr, negeri Kaum
Tsamud, lalu mereka mengambil air dari sumurnya dan membuat adonan
roti, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan mereka
agar menumpahkan air yang di ambil dari sumurnya dan agar adonan roti
dijadikan makanan buat unta dan memerintahkan mereka agar mengambil air
dari sumur-sumur yang dilalui oleh unta”. Hadits ini diikuti pula oleh Usamah dari Nafi’.No. Hadist: 3129
حَدَّثَنِي مُحَمَّدٌ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ
مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي سَالِمُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا مَرَّ بِالْحِجْرِ قَالَ لَا
تَدْخُلُوا مَسَاكِنَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ إِلَّا أَنْ
تَكُونُوا بَاكِينَ أَنْ يُصِيبَكُمْ مَا أَصَابَهُمْ ثُمَّ تَقَنَّعَ
بِرِدَائِهِ وَهُوَ عَلَى الرَّحْلِ
Telah bercerita kepadaku Muhammad telah mengabarkan kepada kami
‘Abdullah dari Ma’mar dari Az Zuhriy berkata telah mengabarkan kepadaku
Salim bin ‘Abdullah dari bapaknya radliallahu ‘anhum bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berjalan melewati al-Hijr, Beliau
berkata: “Janganlah kalian memasuki tempat tinggal orang-orang yang
telah menzhalimi diri mereka sendiri kecuali jika kalian menangis,
karena dikhawatirkan kalian terkena musibah sebagaimana mereka
mendapatkannya”. Kemudian Beliau menutup kepala dan wajah Beliau
sedangkan Beliau berada di atas tunggangan.No. Hadist: 3130
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَهْبٌ
حَدَّثَنَا أَبِي سَمِعْتُ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ أَنَّ
ابْنَ عُمَرَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ لَا تَدْخُلُوا مَسَاكِنَ الَّذِينَ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ
إِلَّا أَنْ تَكُونُوا بَاكِينَ أَنْ يُصِيبَكُمْ مِثْلُ مَا أَصَابَهُمْ
Telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad telah bercerita
kepada kami Wahb telah bercerita kepada kami bapakku, aku mendengar
Yunus dari Az Zuhriy dari Salim bahwa Ibnu Umar berkata, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian memasuki
tempat tinggal orang-orang yang telah menzhalimi diri mereka sendiri
kecuali jika dengan menangis, karena dikhawatirkan terkena mushibah
seperti yang menimpa mereka”.
Firman Allah “Sesungguhnya ada beberapa tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf…”
No. Hadist: 3131
حَدَّثَنِي عُبَيْدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ عَنْ أَبِي أُسَامَةَ
عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُسُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ قَالَ أَتْقَاهُمْ
لِلَّهِ قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ قَالَ فَأَكْرَمُ النَّاسِ
يُوسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ ابْنُ نَبِيِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِيِّ اللَّهِ
ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ قَالَ فَعَنْ
مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِي النَّاسُ مَعَادِنُ خِيَارُهُمْ فِي
الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُواحَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا عَبْدَةُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ
سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهَذَا
Telah bercerita kepadaku ‘Ubaid bin Isma’il dari Abu Usamah dari
‘Ubaidillah berkata, telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Abi Sa’id
dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu; “Kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam pernah ditanyakan; “Siapakah manusia yang paling
mulia?”. Beliau menjawab: “Mereka yang paling taqwa kepada Allah”.
Mereka berkata; “Bukan itu yang kami tanyakan”. Beliau berkata: “Kalau
begitu, manusia paling mulia adalah Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi
Allah putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim ‘Alaihissalam).” Mereka
berkata lagi; “Bukan itu yang kami tanyakan.” Beliau berkata: “Apakah
yang kalian maksudkan tentang kalangan bangsa Arab?. Manusia dari
kalangan ‘Arab adalah yang terbaik di antara mereka pada masa
Jahiliyyah adalah yang terbaik di masa Islam jika mereka memahami
Islam”. Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Salam telah
mengabarkan kepada kami ‘Abdah dari ‘Ubaidullah dari Sa’id dari Abu
Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
dengan redaksi hadits seperti ini.No. Hadist: 3132
حَدَّثَنَا بَدَلُ بْنُ الْمُحَبَّرِ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ
عَنْ سَعْدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ قَالَ سَمِعْتُ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهَا مُرِي أَبَا بَكْرٍ يُصَلِّي بِالنَّاسِ
قَالَتْ إِنَّهُ رَجُلٌ أَسِيفٌ مَتَى يَقُمْ مَقَامَكَ رَقَّ فَعَادَ
فَعَادَتْ قَالَ شُعْبَةُ فَقَالَ فِي الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ
إِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ يُوسُفَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ
Telah bercerita kepada kami Badal bin Al Muhabbar telah mengabarkan
kepada kami Syu’bah dari Sa’ad bin Ibrahim berkata aku mendengar ‘Urwah
bin Az Zubair dari ‘Aisyah radliallahu ‘anha bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya: “Perintahkanlah Abu
Bakr agar memimpin shalat bersama orang-orang”. ‘Aisyah radliallahu
‘anha berkata; “Abu Bakr adalah termasuk jenis orang yang sensitife
(suka menangis ketika membaca al-Qur’an) bila menggantikan posisi
baginda untuk memimpin orang-orang shalat”. Maka Beliau kembali
memerintah ‘Aisyah radliallahu ‘anha dan begitu juga ‘Aisyah
radliallahu ‘anha kembali mengemukakan alasannya. Syu’bah berkata;
“Maka Beliau bersabda untuk kali ketiga atau keempat: “Kalian ini
seperti isteri Yusuf (Zulaekha) saja. Perintahkanlah Abu Bakr agar
memimpin shalat!”. No. Hadist: 3133
حَدَّثَنَا الرَّبِيعُ بْنُ يَحْيَى الْبَصْرِيُّ حَدَّثَنَا
زَائِدَةُ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ بْنِ
أَبِي مُوسَى عَنْ أَبِيهِ قَالَمَرِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَلْيُصَلِّ بِالنَّاسِ
فَقَالَتْ عَائِشَةُ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَجُلٌ كَذَا فَقَالَ مِثْلَهُ
فَقَالَتْ مِثْلَهُ فَقَالَ مُرُوا أَبَا بَكْرٍ فَإِنَّكُنَّ صَوَاحِبُ
يُوسُفَ فَأَمَّ أَبُو بَكْرٍ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَوَقَالَ حُسَيْنٌ عَنْ زَائِدَةَ رَجُلٌ رَقِيقٌ
Telah bercerita kepada kami ar-Rabi’ bin Yaha Al Bashriy telah
bercerita kepada kami Za’idah dari dari Abu Burdah bin Abi Musa dari
bapaknya berkata; “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
menderita sakit, Beliau berkata; “Perintahkanlah Abu Bakr agar memimpin
shalat bersama orang-orang”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “”Abu
Bakr adalah termasuk jenis orang yang begini”. Maka Beliau perintahkan
seperti tadi dan begitu pula ‘Aisyah radliallahu ‘anha menjawab seperti
jawaban sebelumnya. Lalu Beliau kembali bersabda: “Perintahkanlah Abu
Bakr, kalian ini seperti istri Yusuf saja (Zulaekha) “. Maka Abu Bakr
(pernah) menjadi imam shalat pada masa hidup Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Dan Husain berkata dari Za’idah; “Abu Bakr adalah seorang yang lembut hatinya”. No. Hadist: 3134
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ
حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ أَنْجِ عَيَّاشَ بْنَ أَبِي رَبِيعَةَ
اللَّهُمَّ أَنْجِ سَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْوَلِيدَ
بْنَ الْوَلِيدِ اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنْ
الْمُؤْمِنِينَ اللَّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ اللَّهُمَّ
اجْعَلْهَا سِنِينَ كَسِنِي يُوسُفَ
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada
kami Syu’aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zanad dari Al A’raj
dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memanjatkan doa: “ALLOOHUMMA
ANJI ‘AYYASY BIN RABI’AH, ALLOOHUMMA ANJI SALAMATA BIN HISYAM,
ALLOOHUMMA ANJI ALWALIDA BIN ALWALID, ALLOOHUMMA ANJILMUSTADH’AFIINA
MINAL MUKMINIINA, ALLOOHUMMA USYDUD WARTH’ATAKA ‘ALAL MUDHARR,
ALLOOHUMMAJ’ALHAA SINIINA KASINII YUUSUFA “Ya Allah,
selamatkanlah ‘Ayyasy bin Abu Robi’ah. Ya Allah, selamatkanlah Salamah
bin Hisyam. Ya Allah, selamatkanlah Al Walid bin Al Walid. Ya Allah,
selamatkanlah golongan yang lemah dari kaum mu’minin. Ya Allah,
timpakanlah kerasnya siksa-Mu kepada Mudlar dan jadikanlah siksa-Mu
untuk mereka berupa paceklik seperti paceklik yang terjadi pada zaman
Nabi Yusuf AS”.No. Hadist: 3135
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ
هُوَ ابْنُ أَخِي جُوَيْرِيَةَ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ بْنُ أَسْمَاءَ
عَنْ مَالِكٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَنَّ سَعِيدَ بْنَ الْمُسَيَّبِ وَأَبَا
عُبَيْدٍ أَخْبَرَاهُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ
اللَّهُ لُوطًا لَقَدْ كَانَ يَأْوِي إِلَى رُكْنٍ شَدِيدٍ وَلَوْ
لَبِثْتُ فِي السِّجْنِ مَا لَبِثَ يُوسُفُ ثُمَّ أَتَانِي الدَّاعِي
لَأَجَبْتُهُ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad bin Asma’, dia
adalah anak dari saudaranya Juwairiyah telah bercerita kepada kami
Juwairiyah bin Asma’ dari Malik dari Az Zuhriy bahwa Sa’id bin Al
Musayyab dan Abu ‘Ubaid keduanya mengabarkan dari Abu Hurairah
radliallahu ‘anhu yang berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Semoga Allah merahmati Nabi Luth ‘Alaihissalam yang
telah berlindung kepada keluarga yang kuat. Dan seandainya aku
dipenjara dan mendekam didalamnya dalam masa tertentu sebagaimana Nabi
Yusuf ‘Alaihissalam mengalaminya lalu datang orang yang menyeru tentu
aku sudah bersegera memenuhi permintaan (orang yang menyeruku itu) “. No. Hadist: 3136
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ أَخْبَرَنَا ابْنُ
فُضَيْلٍ حَدَّثَنَا حُصَيْنٌ عَنْ شَقِيقٍ عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ سَأَلْتُ
أُمَّ رُومَانَ وَهِيَ أُمُّ عَائِشَةَ عَمَّا قِيلَ فِيهَا مَا قِيلَ
قَالَتْبَيْنَمَا أَنَا مَعَ عَائِشَةَ جَالِسَتَانِ إِذْ وَلَجَتْ
عَلَيْنَا امْرَأَةٌ مِنْ الْأَنْصَارِ وَهِيَ تَقُولُ فَعَلَ اللَّهُ
بِفُلَانٍ وَفَعَلَ قَالَتْ فَقُلْتُ لِمَ قَالَتْ إِنَّهُ نَمَى ذِكْرَ
الْحَدِيثِ فَقَالَتْ عَائِشَةُ أَيُّ حَدِيثٍ فَأَخْبَرَتْهَا قَالَتْ
فَسَمِعَهُ أَبُو بَكْرٍ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَتْ نَعَمْ فَخَرَّتْ مَغْشِيًّا عَلَيْهَا فَمَا أَفَاقَتْ
إِلَّا وَعَلَيْهَا حُمَّى بِنَافِضٍ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ مَا لِهَذِهِ قُلْتُ حُمَّى أَخَذَتْهَا مِنْ
أَجْلِ حَدِيثٍ تُحُدِّثَ بِهِ فَقَعَدَتْ فَقَالَتْ وَاللَّهِ لَئِنْ
حَلَفْتُ لَا تُصَدِّقُونِي وَلَئِنْ اعْتَذَرْتُ لَا تَعْذِرُونِي
فَمَثَلِي وَمَثَلُكُمْ كَمَثَلِ يَعْقُوبَ وَبَنِيهِ فَاللَّهُ
الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ فَانْصَرَفَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ مَا أَنْزَلَ
فَأَخْبَرَهَا فَقَالَتْ بِحَمْدِ اللَّهِ لَا بِحَمْدِ أَحَدٍ
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Salam telah mengabarkan
kepada kami Ibnu Fudlail telah bercerita kepada kami Hushain dari
Syaqiq dari Masruq berkata; “Aku bertanya kepada Ummu Ruman,
dia adalah ibu ‘Aisyah radliallahu ‘anha tentang apa yang
diperbincangkan orang tentang diri ‘Aisyah radliallahu ‘anha (ketika
terjadi fitnah terhadapnya). Ummu Ruman berkata; “Ketika aku bersama
‘Aisyah radliallahu ‘anha sedang duduk-duduk, tiba-tiba datang kepada
kami seorang wanita dari kalangan Anshar sambil berkata; “Semoga Allah
bertindak atas si fulan”. Ummu Ruman berkata; Aku bertanya; “Memangnya
ada apa?”. Wanita itu berkata; “Orang itu telah terlibat
menyebut-nyebut peristiwa (fitnah) “. Lalu ‘Aisyah radliallahu ‘anha
bertanya; “Peristiwa apa?”. Maka wanita itu menceritakan peristiwa yang
terjadi kepadanya. Kemudian ‘Aisyah radliallahu ‘anha bertanya lagi;
“Apakah Abu Bakr dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
mendengarnya?”. Wanita itu berkata; “Ya”. Seketika itu pula ‘Aisyah
radliallahu ‘anha jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri melainkan
setelah sakit demam panasnya mereda. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam datang seraya berkata; “Sakit apa yang dideritanya?”. Aku
katakan; “Sakit demam panas karena peristiwa fitnah (maksudnya isu
dusta bahwa ia dikabarkan selingkuh degan Shafwan). Kemudian ‘Aisyah
radliallahu ‘anha duduk lalu berkata; “Demi Allah, seandainya aku
bersumpah pasti kalian tidak akan percaya kepadaku dan seandainya aku
mengajukan alasan kalian pun tidak akan menerimanya. Maka bagiku
peristiwa antara aku dan kalian ini bagaikan peristiwa Nabi Ya’qub
‘Alaihissalam bersama anak-anaknya, (yang berkata); “Dan Allah sajalah
tempat memohon pertolongan atas apa yang kalian ceritakan”. Kemudian
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pergi meninggalkannya lalu Allah
menurunkan firman-Nya. Kemudian Beliau mengabarkan kepada ‘Aisyah
radliallahu ‘anha. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “Dengan segala
puji bagi Allah dan tidak ada pujian bagi seorangpun”.No. Hadist: 3137
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ
عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ أَنَّهُ سَأَلَ
عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَأَرَأَيْتِ قَوْلَهُ} حَتَّى إِذَا اسْتَيْأَسَ
الرُّسُلُ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ كُذِّبُوا {أَوْ} كُذِبُوا {قَالَتْ
بَلْ كَذَّبَهُمْ قَوْمُهُمْ فَقُلْتُ وَاللَّهِ لَقَدْ اسْتَيْقَنُوا
أَنَّ قَوْمَهُمْ كَذَّبُوهُمْ وَمَا هُوَ بِالظَّنِّ فَقَالَتْ يَا
عُرَيَّةُ لَقَدْ اسْتَيْقَنُوا بِذَلِكَ قُلْتُ فَلَعَلَّهَا أَوْ}
كُذِبُوا {قَالَتْ مَعَاذَ اللَّهِ لَمْ تَكُنِ الرُّسُلُ تَظُنُّ ذَلِكَ
بِرَبِّهَا وَأَمَّا هَذِهِ الْآيَةُ قَالَتْ هُمْ أَتْبَاعُ الرُّسُلِ
الَّذِينَ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَصَدَّقُوهُمْ وَطَالَ عَلَيْهِمْ
الْبَلَاءُ وَاسْتَأْخَرَ عَنْهُمْ النَّصْرُ حَتَّى إِذَا اسْتَيْأَسَتْ
مِمَّنْ كَذَّبَهُمْ مِنْ قَوْمِهِمْ وَظَنُّوا أَنَّ أَتْبَاعَهُمْ
كَذَّبُوهُمْ جَاءَهُمْ نَصْرُ اللَّهِقَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ}
اسْتَيْأَسُوا {اسْتَفْعَلُوا مِنْ يَئِسْتُ} مِنْهُ {مِنْ يُوسُفَ} لَا
تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ {مَعْنَاهُ الرَّجَاءُ
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada
kami Al Laits dari ‘Uqail dari Ibnu Syihab berkata telah mengabarkan
kepadaku ‘Urwah bahwa dia pernah bertanya kepada ‘Aisyah radliallahu
‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Bagaimana pendapat
kamu tentang firman Allah dalam QS Yusuf ayat 110 yang artinya
(“Sehingga apabila para Rasul itu tidak mempunyai harapan lagi -tentang
keimanan kaum mereka- dan mereka berprasangka bahwa mereka telah
dituduh berdusta -kudzdzibuu, huruf dzal bertasydid) atau (didustakan,
kudzibuu, dzal tidak bertasydid). ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata;
“Bahkan yang benar adalah para rasul benar-benar telah didustakan oleh
kaum mereka”. Aku katakan; “Demi Allah, sungguh mereka telah yakin
bahwa kaum mereka menuduh mereka berdusta, lalu apa maksud berprasangka
dalam ayat itu?”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “Wahai ‘Urwah,
sungguh para Rasul telah yakin mereka akan didustakan”. Aku katakan;
“Semoga saja begitu. Atau mereka hanya berprasangka bahwa mereka telah
didustakan?”. ‘Aisyah radliallahu ‘anha berkata; “Allah Maha
Melindungi. Sungguh para Rasul tidak berprasangka kepada Rabb mereka.
Ayat ini, katanya; “Adalah berkaitan dengan pengikut mereka yang
ditimpa ujian dalam masa yang cukup lama, sedang pertolongan belum juga
datang, sehingga ketika diantara mereka berputus asa terhadap orang
yang mendustakan mereka dan jangan-jangan pengikutnya malah akan
mendustakan kenabiannya, barulah datang pertolongan Allah”. Abu
‘Abdullah Al Bukhariy berkata; ” Kata istay’asuu mengikuti pola
kaliamat istaf’aluu yang berasal dari kata yaistu. Dalam Surah Yusuf
laa tai’asuu mir rauhillah (janganlah kalian berputus asa dari rahmat
Allah) maksudnya adalah agar selalu mengedepankan raja’ (harapan) “.No. Hadist: 3138
أَخْبَرَنِي عَبْدَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ عَنْ
عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَاعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
الْكَرِيمُ ابْنُ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ يُوسُفُ
بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِمْ السَّلَام
Telah mengabarkan kepadaku ‘Abdah telah bercerita kepada kami
‘Abdush Shamad dari ‘Abdur Rahman dari bapaknya dari Ibnu ‘Umar
radliallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Orang yang mulia putra dari orang yang mulia putra dari
orang yang mulia putra dari orang yang mulia adalah Yusuf bin Ya’qub
bin Ishaq bin Ibrahim ASm”.No. Hadist: 3139
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مَنْصُورٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ
الصَّمَدِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ
أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاعَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْكَرِيمُ ابْنُ
الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ ابْنِ الْكَرِيمِ يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ
بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِمْ السَّلَام
Telah bercerita kepada kami Ishaq bin Manshur telah mengabarkan
kepada kami ‘Abdush Shamad telah bercerita kepada kami ‘Abdur Rahman
bin ‘Abdullah dari bapaknya dari Ibnu ‘Umar radliallahu ‘anhuma dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Beliau bersabda: “Orang yang
mulia putra dari orang yang mulia putra dari orang yang mulia putra
dari orang yang mulia adalah Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim
‘Alaihissalam”.
Firman Allah “Dan (ingatlah kisah) Ayyub ketika dia menyeru tuhannya…”
No. Hadist: 3140
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجُعْفِيُّ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَيْنَمَا أَيُّوبُ يَغْتَسِلُ عُرْيَانًا خَرَّ
عَلَيْهِ رِجْلُ جَرَادٍ مِنْ ذَهَبٍ فَجَعَلَ يَحْثِي فِي ثَوْبِهِ
فَنَادَاهُ رَبُّهُ يَا أَيُّوبُ أَلَمْ أَكُنْ أَغْنَيْتُكَ عَمَّا تَرَى
قَالَ بَلَى يَا رَبِّ وَلَكِنْ لَا غِنَى لِي عَنْ بَرَكَتِكَ
Telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad Al Ju’fiy telah
bercerita kepada kami ‘Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami
Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah radliallahu ‘anha dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika Nabi Ayub ‘Alaihissalam
sedang mandi dalam keadaan telanjang tiba-tiba jatuh kaki belalang yang
terbuat dari emas lalu Ayyub mengambil dengan tangannya dan
memasukkannya ke dalam pakaiannya. Kemudian Rabbnya memanggilnya:
“Wahai Ayyub, bukankah aku telah mencukupkan kamu dengan apa yang baru
saja kamu lihat?”. Ayub menjawab; “Benar, wahai Rabb. Namun aku tidak
akan pernah merasa cukup dari barakah-Mu”.
Firman Allah “Ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Musa di dalam al Kitab (Al-Qur’an) ini…”
No. Hadist: 3141
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا
اللَّيْثُ قَالَ حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ سَمِعْتُ
عُرْوَةَ قَالَ قَالَتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَافَرَجَعَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى خَدِيجَةَ يَرْجُفُ
فُؤَادُهُ فَانْطَلَقَتْ بِهِ إِلَى وَرَقَةَ بْنِ نَوْفَلٍ وَكَانَ
رَجُلًا تَنَصَّرَ يَقْرَأُ الْإِنْجِيلَ بِالْعَرَبِيَّةِ فَقَالَ
وَرَقَةُ مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ
الَّذِي أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى وَإِنْ أَدْرَكَنِي يَوْمُكَ
أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًاالنَّامُوسُ صَاحِبُ السِّرِّ الَّذِي
يُطْلِعُهُ بِمَا يَسْتُرُهُ عَنْ غَيْرِهِ
Telah bercerita kepada kami ‘Abdullah bin Yusuf telah bercerita
kepada kami Al Laits berkata telah bercerita kepadaku ‘Uqail dari Ibnu
Syihab aku mendengar ‘Urwah berkata, ‘Aisyah radliallahu ‘anhu berkata;
“Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kembali kepada Khadijah dalam
keadaan jiwa yang berguncang. Maka Khadijah membawa Beliau menemui
Waraqah bin Naufal, seorang yang beragama Nashrani dan membaca Kitab
Injil dalam bahasa ‘Arab. Kemudian Waraqah berkata; “Apa yang kamu
lihat?”. Lalu Beliau menceritakannya. Waraqah berkata; “Ini adalah
an-Namus, yang telah Allah turunkan kepada Musa ‘Alaihissalam. Dan
seandainya aku hidup hingga masa kamu, aku pasti akan menolongmu dengan
pertolongan yang gigih”. Dan istilah Namus adalah penyimpan rahasia
yang mengungkapkan apa yang disembunyikannya dari orang lain.
(Maksudnya adalah malaikat Jibril ‘Alaihissalam).
Firman Allah “Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api…”
No. Hadist: 3142
حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ
حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ
صَعْصَعَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
حَدَّثَهُمْ عَنْ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ حَتَّى أَتَى السَّمَاءَ
الْخَامِسَةَ فَإِذَا هَارُونُ قَالَ هَذَا هَارُونُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ
فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَرَدَّ ثُمَّ قَالَ مَرْحَبًا بِالْأَخِ الصَّالِحِ
وَالنَّبِيِّ الصَّالِحِتَابَعَهُ ثَابِتٌ وَعَبَّادُ بْنُ أَبِي عَلِيٍّ
عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah bercerita kepada kami Hudbah bin Khalid telah bercerita kepada
kami Hammam telah bercerita kepada kami Qatadah dari Anas bin Malik
dari Malik bin Sha’sha’ah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bercerita kepada mereka tentang malam saat Beliau disra’kan
hingga ketika sampai pada langit kelima, disana ada Nabi Harun
‘Alaihissalam. Jibril berkata; “Ini adalah Nabi Harun ‘Alaihissalam,
berilah salam kepadanya”. Maka aku memberi salam kepadanya lalu dia
membalas salamku dengan mengucapkan; Selamat datang saudara yang shalih
dan Nabi yang shalih”. Hadits ini diikuti pula oleh Tsabit dan ‘Abbad bin Abi ‘Ali dari Anas dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Firman Allah “Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?”
No. Hadist: 3143
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامُ
بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ
الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِي
رَأَيْتُ مُوسَى وَإِذَا هُوَ رَجُلٌ ضَرْبٌ رَجِلٌ كَأَنَّهُ مِنْ
رِجَالِ شَنُوءَةَ وَرَأَيْتُ عِيسَى فَإِذَا هُوَ رَجُلٌ رَبْعَةٌ
أَحْمَرُ كَأَنَّمَا خَرَجَ مِنْ دِيمَاسٍ وَأَنَا أَشْبَهُ وَلَدِ
إِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِهِ ثُمَّ أُتِيتُ
بِإِنَاءَيْنِ فِي أَحَدِهِمَا لَبَنٌ وَفِي الْآخَرِ خَمْرٌ فَقَالَ
اشْرَبْ أَيَّهُمَا شِئْتَ فَأَخَذْتُ اللَّبَنَ فَشَرِبْتُهُ فَقِيلَ
أَخَذْتَ الْفِطْرَةَ أَمَا إِنَّكَ لَوْ أَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ
أُمَّتُكَ
Telah bercerita kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan
kepada kami Hisyam bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Ma’mar dari
Az Zuhriy dari Sa’id bin Al Musayyab dari Abu Hurairah radliallahu
‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata;
“Ketika malam aku diisra’kan, aku melihat Musa ‘alaihis salam, ternyata
dia adalah seorang laki-laki yang berambut lurus dan seakan dia seorang
laki-laki yang gagah berasal dari kalangan Syanu’ah (Yaman). Aku juga
melihat ‘Isa ‘alaihis salam yang ternyata dia adalah seorang laki-laki
yang berperawakan sedang, berkulit merah seakan ia keluar dari ruang
bawah tanah (kamar mandi) sedangkan aku adalah anak keturunan Ibrahim
shallallahu ‘alaihi wasallam yang paling mirip dengannya. Kemudian aku
disuguhi dua buah gelas, satunya berisi susu dan satunya lagi berisi
khamer (arak, minuman keras) lalu dia berkata; “Minumlah mana yang kamu
suka”. Maka aku mengambil gelas berisi susu dan meminumnya”. Tiba-tiba
ada suara; “Kamu telah mengambil sesuai fithrah. Seandainya yang kamu
ambil adalah khamar, niscaya kaummu tersesat.”No. Hadist: 3144
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الْعَالِيَةِ
حَدَّثَنَا ابْنُ عَمِّ نَبِيِّكُمْ يَعْنِي ابْنَ عَبَّاسٍعَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَنْبَغِي
لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى وَنَسَبَهُ
إِلَى أَبِيهِ وَذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ فَقَالَ مُوسَى آدَمُ طُوَالٌ كَأَنَّهُ مِنْ
رِجَالِ شَنُوءَةَ وَقَالَ عِيسَى جَعْدٌ مَرْبُوعٌ وَذَكَرَ مَالِكًا
خَازِنَ النَّارِ وَذَكَرَ الدَّجَّالَ
Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Basysyar telah bercerita
kepada kami Ghundar telah bercerita kepada kami Syu’bah dari Qatadah
berkata aku mendengar Abu Al ‘Aliyah telah bercerita kepada kami anak
paman Nabi kalian, yaitu Ibnu ‘Abbas dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “Tidak sepatutnya seorang hamba berkata aku lebih
baik dari Yunus bin Matta” —–beliau menyebutnya dengan menisbatkannya
kepada ayahnya—-”. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga
menyebutkan pada malam Beliau diisra’kan, kata Beliau; “Musa adalah
seorang laki-laki yang berkulit sawo matang seakan dia laki-laki gagah
berasal dari Syanu’ah (Yaman) dan Beliau juga berkata bahwa ‘Isa adalah
seorang yang berambut keriting, berdada bidang. Beliau juga menyebut
malaikat Malik penjaga neraka dan juga menyebut ad-Dajjal”.No. Hadist: 3145
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ السَّخْتِيَانِيُّ عَنْ ابْنِ سَعِيدِ بْنِ
جُبَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ
وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا يَعْنِي عَاشُورَاءَ فَقَالُوا هَذَا
يَوْمٌ عَظِيمٌ وَهُوَ يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَأَغْرَقَ آلَ
فِرْعَوْنَ فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ فَقَالَ أَنَا أَوْلَى
بِمُوسَى مِنْهُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ
Telah bercerita kepada kami ‘Ali bin ‘Abdullah telah bercerita
kepada kami Sufyan telah bercerita kepada kami Ayyub as-Sakhtiyaniy
dari Ibnu Sa’id bin Jubair dari bapaknya dari Ibnu ‘Abbas radliallahu
‘anhuma bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika tiba di
Madinah, Beliau mendapatkan mereka (orang Yahudi) malaksanakan shaum
hari ‘Asyura (10 Muharam) dan mereka berkata; “Ini adalah hari raya,
yaitu hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan menenggelamkan Fir’aun.
Lalu Nabi Musa ‘Alaihissalam mempuasainya sebagai wujud syukur kepada
Allah”. Maka Beliau bersabda: “Akulah yang lebih utama (dekat) terhadap
Musa dibanding mereka”. Maka Beliau berpuasa pada hari itu dan
memerintahkan ummat Beliau untuk mempuasainya.
Firman Allah “Dan telah kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu tiga puluh malam…”
No. Hadist: 3146
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ
عَنْ عَمْرِو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
النَّاسُ يَصْعَقُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ يُفِيقُ
فَإِذَا أَنَا بِمُوسَى آخِذٌ بِقَائِمَةٍ مِنْ قَوَائِمِ الْعَرْشِ فَلَا
أَدْرِي أَفَاقَ قَبْلِي أَمْ جُوزِيَ بِصَعْقَةِ الطُّورِ
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yusuf telah bercerita
kepada kami Sufyan dari ‘Amru binYahya dari bapaknya dari Abu Sa’id
radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Manusia semua akan mati pada hari qiyamat lalu aku menjadi orang yang
pertama yang sadar (dihidupkan lagi), ternyata di hadapanku ada Nabi
Musa ‘Alaihissalam yang sedang berpegangan salah satu tiang dari tiang
‘Arsy. Aku tidak tahu apakah dia lebih dahulu sadar (dihidupkan)
sebelum aku, atau dia termasuk orang yang dikecualikan dari kematian
saat kegoncangan hari qiyamat”.No. Hadist: 3147
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْجُعْفِيُّ
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْلَا بَنُو إِسْرَائِيلَ لَمْ يَخْنَزْ
اللَّحْمُ وَلَوْلَا حَوَّاءُ لَمْ تَخُنْ أُنْثَى زَوْجَهَا الدَّهْرَ
Telah bercerita kepadaku ‘Abdullah bin Muhammad Al Ju’fiy telah
bercerita kepada kami ‘Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami
Ma’mar dari Hammam dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata;
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seandainya bukan karena
perbuatan Bani Isra’il maka daging tidak akan membusuk, dan seandainya
bukan karena Hawa’ (istri Nabi Adam ‘Alaihissalam) tentu wanita tidak
akan mengkhianati suaminya selama-lamanya”.
Cerita Musa dengan Khidlir
No. Hadist: 3148
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ صَالِحٍ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَهُ عَنْ
ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ تَمَارَى هُوَ وَالْحُرُّ بْنُ قَيْسٍ
الْفَزَارِيُّ فِي صَاحِبِ مُوسَى قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ هُوَ خَضِرٌ
فَمَرَّ بِهِمَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍفَدَعَاهُ ابْنُ عَبَّاسٍ فَقَالَ
إِنِّي تَمَارَيْتُ أَنَا وَصَاحِبِي هَذَا فِي صَاحِبِ مُوسَى الَّذِي
سَأَلَ السَّبِيلَ إِلَى لُقِيِّهِ هَلْ سَمِعْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَذْكُرُ شَأْنَهُ قَالَ نَعَمْ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ بَيْنَمَا
مُوسَى فِي مَلَإٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ جَاءَهُ رَجُلٌ فَقَالَ هَلْ
تَعْلَمُ أَحَدًا أَعْلَمَ مِنْكَ قَالَ لَا فَأَوْحَى اللَّهُ إِلَى
مُوسَى بَلَى عَبْدُنَا خَضِرٌ فَسَأَلَ مُوسَى السَّبِيلَ إِلَيْهِ
فَجُعِلَ لَهُ الْحُوتُ آيَةً وَقِيلَ لَهُ إِذَا فَقَدْتَ الْحُوتَ
فَارْجِعْ فَإِنَّكَ سَتَلْقَاهُ فَكَانَ يَتْبَعُ أَثَرَ الْحُوتِ فِي
الْبَحْرِ فَقَالَ لِمُوسَى فَتَاهُ} أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى
الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ وَمَا أَنْسَانِيهِ إِلَّا
الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ {فَقَالَ مُوسَى} ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِ
فَارْتَدَّا عَلَى آثَارِهِمَا قَصَصًا {فَوَجَدَا خَضِرًا فَكَانَ مِنْ
شَأْنِهِمَا الَّذِي قَصَّ اللَّهُ فِي كِتَابِهِ
Telah bercerita kepada kami ‘Amru bin Muhammad telah bercerita
kepada kami Ya’qub bin Ibrahim berkata telah bercerita kepadaku bapakku
dari Shalih dari Ibnu Syihab bahwa ‘Ubaidullah bin ‘Abdullah
mengabarkan kepadanya dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma bahwa
dia (Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma) dan Al Hurru bin Qais Al Fazariy
beselisih pendapat tentang teman Nabi Musa ‘Alaihissalam. Ibnu ‘Abbas
radliallahu ‘anhuma berkata: “Dia adalah Khadlir”. Di tengah
perselisihan itu, Ubbay bin Ka’ab
lewat di hadapan keduanya maka Ibnu ‘Abbas memanggilnya seraya berkata;
“Aku sedang berbeda pendapat dengan temanku ini tentang teman Nabi Musa
‘Alaihissalam yang beliau menanyakan jalan agar bisa bertemu dengannya.
Apakah anda pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
menceritakan hal ini?”. Ubay berkata; “Ya. Aku mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ketika Musa ‘Alaihissalam
berada di tengah-tengah pembesar Bani Isra’il tiba-tiba ada seorang
laki-laki yang datang lalu berkata; “Apakah kamu mengetahui ada orang
yang lebih pandai darimu?.” Nabi Musa menjawab; “Tidak”. Kemudian Allah
Ta’ala mewahyukan kepada Musa ‘Alaihissalam: “Bahkan ada, yaitu Hamba
Kami yang bernama Khadlir.” Lalu Musa menanyakan jalan untuk dapat
bertemu dengannya. Maka dijadikanlah ikan sebagai tanda dan dikatakan
kepadanya: “Jika kamu kehilangan ikan itu, kembalilah karena dengan
begitu kamu bertemu dengannya”. Maka Musa menyusuri jejak ikan itu dari
tepi laut. Kemudian muridnya berkata kepada Musa; “Tahukah kamu tatkala
kita berlkindung di balik batu itu, sebenarnya aku lupa menceritakan
tentang ikan itu dan tidak ada yang melupakan aku untuk menceritakannya
melainkan setan”. Maka Musa ‘Alaihissalam berkata; “Itulah tempat yang
kita cari”. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula”.
Akhirnya Musa bertemu dengan Khadlir. Itulah kejadian yang dialami
keduanya sebagaimana Allah Ta’ala menceritakannya dalam Kitab-Nya.”No. Hadist: 3149
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا
سُفْيَانُ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ
بْنُ جُبَيْرٍ قَالَ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ إِنَّ نَوْفًا الْبَكَالِيَّ
يَزْعُمُ أَنَّ مُوسَى صَاحِبَ الْخَضِرِ لَيْسَ هُوَ مُوسَى بَنِي
إِسْرَائِيلَ إِنَّمَا هُوَ مُوسَى آخَرُ فَقَالَ كَذَبَ عَدُوُّ اللَّهِ
حَدَّثَنَا أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّ مُوسَى قَامَ خَطِيبًا فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ فَسُئِلَ
أَيُّ النَّاسِ أَعْلَمُ فَقَالَ أَنَا فَعَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِ إِذْ
لَمْ يَرُدَّ الْعِلْمَ إِلَيْهِ فَقَالَ لَهُ بَلَى لِي عَبْدٌ
بِمَجْمَعِ الْبَحْرَيْنِ هُوَ أَعْلَمُ مِنْكَ قَالَ أَيْ رَبِّ وَمَنْ
لِي بِهِ وَرُبَّمَا قَالَ سُفْيَانُ أَيْ رَبِّ وَكَيْفَ لِي بِهِ قَالَ
تَأْخُذُ حُوتًا فَتَجْعَلُهُ فِي مِكْتَلٍ حَيْثُمَا فَقَدْتَ الْحُوتَ
فَهُوَ ثَمَّ وَرُبَّمَا قَالَ فَهُوَ ثَمَّهْ وَأَخَذَ حُوتًا فَجَعَلَهُ
فِي مِكْتَلٍ ثُمَّ انْطَلَقَ هُوَ وَفَتَاهُ يُوشَعُ بْنُ نُونٍ حَتَّى
إِذَا أَتَيَا الصَّخْرَةَ وَضَعَا رُءُوسَهُمَا فَرَقَدَ مُوسَى
وَاضْطَرَبَ الْحُوتُ فَخَرَجَ فَسَقَطَ فِي الْبَحْرِ} فَاتَّخَذَ
سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ سَرَبًا {فَأَمْسَكَ اللَّهُ عَنْ الْحُوتِ
جِرْيَةَ الْمَاءِ فَصَارَ مِثْلَ الطَّاقِ فَقَالَ هَكَذَا مِثْلُ
الطَّاقِ فَانْطَلَقَا يَمْشِيَانِ بَقِيَّةَ لَيْلَتِهِمَا وَيَوْمَهُمَا
حَتَّى إِذَا كَانَ مِنْ الْغَدِ} قَالَ لِفَتَاهُ آتِنَا غَدَاءَنَا
لَقَدْ لَقِينَا مِنْ سَفَرِنَا هَذَا نَصَبًا {وَلَمْ يَجِدْ مُوسَى
النَّصَبَ حَتَّى جَاوَزَ حَيْثُ أَمَرَهُ اللَّهُ قَالَ لَهُ فَتَاهُ}
أَرَأَيْتَ إِذْ أَوَيْنَا إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِنِّي نَسِيتُ الْحُوتَ
وَمَا أَنْسَانِيهِ إِلَّا الشَّيْطَانُ أَنْ أَذْكُرَهُ وَاتَّخَذَ
سَبِيلَهُ فِي الْبَحْرِ عَجَبًا {فَكَانَ لِلْحُوتِ سَرَبًا وَلَهُمَا
عَجَبًا قَالَ لَهُ مُوسَى} ذَلِكَ مَا كُنَّا نَبْغِي فَارْتَدَّا عَلَى
آثَارِهِمَا قَصَصًا {رَجَعَا يَقُصَّانِ آثَارَهُمَا حَتَّى انْتَهَيَا
إِلَى الصَّخْرَةِ فَإِذَا رَجُلٌ مُسَجًّى بِثَوْبٍ فَسَلَّمَ مُوسَى
فَرَدَّ عَلَيْهِ فَقَالَ وَأَنَّى بِأَرْضِكَ السَّلَامُ قَالَ أَنَا
مُوسَى قَالَ مُوسَى بَنِي إِسْرَائِيلَ قَالَ نَعَمْ أَتَيْتُكَ
لِتُعَلِّمَنِي} مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا {قَالَ يَا مُوسَى إِنِّي عَلَى
عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَنِيهِ اللَّهُ لَا تَعْلَمُهُ وَأَنْتَ
عَلَى عِلْمٍ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ عَلَّمَكَهُ اللَّهُ لَا أَعْلَمُهُ
قَالَ هَلْ أَتَّبِعُكَ} قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا
وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا إِلَى قَوْلِهِ
إِمْرًا {فَانْطَلَقَا يَمْشِيَانِ عَلَى سَاحِلِ الْبَحْرِ فَمَرَّتْ
بِهِمَا سَفِينَةٌ كَلَّمُوهُمْ أَنْ يَحْمِلُوهُمْ فَعَرَفُوا الْخَضِرَ
فَحَمَلُوهُ بِغَيْرِ نَوْلٍ فَلَمَّا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ جَاءَ
عُصْفُورٌ فَوَقَعَ عَلَى حَرْفِ السَّفِينَةِ فَنَقَرَ فِي الْبَحْرِ
نَقْرَةً أَوْ نَقْرَتَيْنِ قَالَ لَهُ الْخَضِرُ يَا مُوسَى مَا نَقَصَ
عِلْمِي وَعِلْمُكَ مِنْ عِلْمِ اللَّهِ إِلَّا مِثْلَ مَا نَقَصَ هَذَا
الْعُصْفُورُ بِمِنْقَارِهِ مِنْ الْبَحْرِ إِذْ أَخَذَ الْفَأْسَ
فَنَزَعَ لَوْحًا قَالَ فَلَمْ يَفْجَأْ مُوسَى إِلَّا وَقَدْ قَلَعَ
لَوْحًا بِالْقَدُّومِ فَقَالَ لَهُ مُوسَى مَا صَنَعْتَ قَوْمٌ
حَمَلُونَا بِغَيْرِ نَوْلٍ عَمَدْتَ إِلَى سَفِينَتِهِمْ فَخَرَقْتَهَا}
لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ
إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا
نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا {فَكَانَتْ الْأُولَى
مِنْ مُوسَى نِسْيَانًا فَلَمَّا خَرَجَا مِنْ الْبَحْرِ مَرُّوا
بِغُلَامٍ يَلْعَبُ مَعَ الصِّبْيَانِ فَأَخَذَ الْخَضِرُ بِرَأْسِهِ
فَقَلَعَهُ بِيَدِهِ هَكَذَا وَأَوْمَأَ سُفْيَانُ بِأَطْرَافِ
أَصَابِعِهِ كَأَنَّهُ يَقْطِفُ شَيْئًا فَقَالَ لَهُ مُوسَى} أَقَتَلْتَ
نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا قَالَ
أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا قَالَ إِنْ
سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ
لَدُنِّي عُذْرًا فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ
اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا
جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ {مَائِلًا أَوْمَأَ بِيَدِهِ هَكَذَا
وَأَشَارَ سُفْيَانُ كَأَنَّهُ يَمْسَحُ شَيْئًا إِلَى فَوْقُ فَلَمْ
أَسْمَعْ سُفْيَانَ يَذْكُرُ مَائِلًا إِلَّا مَرَّةً قَالَ قَوْمٌ
أَتَيْنَاهُمْ فَلَمْ يُطْعِمُونَا وَلَمْ يُضَيِّفُونَا عَمَدْتَ إِلَى
حَائِطِهِمْ} لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا قَالَ هَذَا
فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ
تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا {قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَدِدْنَا أَنَّ مُوسَى كَانَ صَبَرَ فَقَصَّ اللَّهُ عَلَيْنَا
مِنْ خَبَرِهِمَا قَالَ سُفْيَانُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللَّهُ مُوسَى لَوْ كَانَ صَبَرَ لَقُصَّ
عَلَيْنَا مِنْ أَمْرِهِمَا وَقَرَأَ ابْنُ عَبَّاسٍ أَمَامَهُمْ مَلِكٌ
يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ صَالِحَةٍ غَصْبًا وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ
كَافِرًا وَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِثُمَّ قَالَ لِي سُفْيَانُ
سَمِعْتُهُ مِنْهُ مَرَّتَيْنِ وَحَفِظْتُهُ مِنْهُ قِيلَ لِسُفْيَانَ
حَفِظْتَهُ قَبْلَ أَنْ تَسْمَعَهُ مِنْ عَمْرٍو أَوْ تَحَفَّظْتَهُ مِنْ
إِنْسَانٍ فَقَالَ مِمَّنْ أَتَحَفَّظُهُ وَرَوَاهُ أَحَدٌ عَنْ عَمْرٍو
غَيْرِي سَمِعْتُهُ مِنْهُ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا وَحَفِظْتُهُ مِنْهُ
Telah bercerita kepada kami ‘Ali bin ‘Abdullah telah
bercerita kepada kami Sufyan telah bercerita kepada kami ‘Amru bin
DInar berkata, telah mengabarkan kepadaku Sa’id bin Jubair berkata; aku
mengatakan kepada Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma; “Nauf Al Bakaly
menganggap bahwa Musa teman Khadlir bukanlah Musa Bani Israa’il, tapi
Musa yang lain. Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhu berkata: “Musuh Allah itu
berdusta, sungguh telah bercerita kepada kami Ubay bin Ka’ab
dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam: “Bahwa Musa tengah berdiri di
hadapan Bani Isra’il memberikan khuthbah lalu dia ditanya: “Siapakah
orang yang paling ‘alim”. Beliau ‘Alaihissalam menjawab: “Aku”.
Seketika itu pula Allah Ta’ala mencelanya karena dia tidak diberi
pengetahuan tentang itu. Lalu Allah Ta’ala memahyukan kepadanya: “Ada
seorang hamba diantara hamba-hamba-Ku yang tinggal di pertemuan antara
dua lautan yang dia lebih ‘alim (pandai) darimu”. Lalu Musa berkata:
“Wahai Rabb, siapa yang bisa kujadikan teman untuk bertemu? ‘ Sufyan
meriwayatkan dengan kalimat yang lain; “Wahai Rabb, bagaimana caraku
(agar bisa bertemu)?. Allah berfirman: “Ambillah seekor ikan dan
tempatkan dalam suatu keranjang dan kapan saja kamu kehilangan ikan
tersebut itulah tanda petunjuknya”. Sufyan juga meriwayatkan dengan
kalimat lain; “Itulah tempat orang itu”. Maka Musa ambil ikan dan
diaruhnya dalam keranjang, lalu berangkat bersama muridnya bernama
Yusya’ bin Nun hingga ketika tiba pada batu besar, keduanya
membaringkan kepalanya di batu itu hingga Musa tertidur. Kemudian ikan
itu keluar dari keranjang diam-diam lalu melompat dan mengambil
jalannya di laut (QS al-Kahfi ayat 61). Allah pun menahan aliran air
yang dilewati ikan tersebut sehingga terbentuk seperti atap suatu
bangunan atau membentuk suatu tanda. Maka Musa berkata; “Itulah
tandanya yang bentuknya seperti atap”. Maka keduanya melanjutkan sisa
malam dan hari perjalannannya. Hingga pada siang harinya, Musa berkata
kepada muridnya; “Bawalah kemari makanan kita, sungguh kita sudah
sangat lelah dalam perjalanan ini’. ((QS al-Kahfi ayat 62). Tidaklah
Musa merasakan kelelahan kecuali setelah sampai pada tempat yang dituju
sebagaimana diperintahkan Allah Ta’ala. Maka muridnya berkata
kepadanya: “Tahukah kamu ketika kita mencari tempat berlindung di batu
tadi?, sesungguhnya aku lupa menceritakan ikan itu. Dan tidaklah yang
melupakan aku ini kecuali syetan”). Berkata Musa: (“Itulah tempat yang
kita cari. Lalu keduanya kembali mengikuti jejak mereka semula”. (QS
al-Kahfi ayat 63). Saat itu, ikan tersebut mengambil jalannya sendiri
di laut dan bagi keduanya ini suatu hal yang aneh. Musa berkata:
“Itulah tempat yang kita cari”. Lalu keduanya kembali dan mengikuti
jejak mereka semula”. (QS al-Kahfi ayat 64). Keduanya berbalik lalu
menyusuri jejak sebelumnya hingga sampai kembali di batu dan ternyata
di sana sudah ada seorang dengan pakaiannya yang lebar lalu Musa
memberi salam. Orang tua itu membalas salamnya Musa lau berkata;
“Bagaimana cara salam di tempatmu? Musa menjawab: “Aku adalah Musa”.
Orang tua itu balik bertanya: “Musa Bani Isra’il?”. Jawab Musa: Ya,
benar”. Kata Musa selanjutnya: “Aku datang menemuimu agar kamu
mengajariku “ilmu yang benar dari ilmu-ilmu yang benar yang telah
diajarkan kepadamu”. (QS al-Kahfi ayat 66). Orang tua itu berkata;
“Wahai Musa, aku punya ilmu dari ilmu Allah yang telah Allah ajarkan
kepadaku yang kamu tidak mengetahuinya dan begitu juga kamu punya ilmu
dari ilmu Allah yang telah Allah ajarkan kepadamu yang aku tidak
mengetahuinya”. Musa berkata; “Bolehkah aku mengikutimu? ‘. Dia
menjawab: “Kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan
bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu yang kamu belum memiliki
pengetahuan yang cukup tentang hal itu”. Seterusnya hingga firman Allah
“… kesalahan yang besar”. (QS al-Kahfi ayat 67 – 71). Kemudian keduanya
berjalan kaki di tepi pantai hingga tiba-tiba ada perahu yang lewat,
lalu mereka meminta untuk menumpangkan mereka, rupanya mereka kenal
Khadlir Lalu mereka (pemilik perahu) membawanya tanpa meminta upah.
Ketika keduanya berlayar dengan perahu tersebut, datang seekor burung
kecil dan hinggap di sisi perahu lalu mematuk-matuk di air laut untuk
minum satu atau dua kali patukan. Maka Khadlir berkata kepadanya:
“Wahai Musa, ilmuku dan ilmumu bila dibandingkan dengan ilmu Allah
tidaklah seberapa kecuali seperti (air yang bisa terambil) dari patukan
burung ini dengan paruhnya terhadap air lautan. Tiba-tiba Khadlir
mengambil kapak lalu merusak papan perahu. Keheranan Musa belum hilang,
hingga papan perahu itu sudah dicabutnya.. Musa berkata kepadanya: “Apa
yang kamu lakukan?”. Orang-orang ini telah menumpangkan kita ke dalam
perahunya tanpa upah lalu kamu malah melubangi perahu mereka “Sehingga
kamu menenggelamkan penumpangnya. Sungguh kamu telah berbuat kesalahan
yang besar”. Khadlir berkata: “Bukankah aku telah katakana;
Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”.
Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan
janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”
(QS al-Kahfi ayat 71 – 73). Pertanyaan yang pertama ini karena Musa
terlupa. Setelah keduanya meninggalkan laut, mereka melewati seorang
anak kecil yang sedang bermain dengan dua temannya. Lalu Khadlir
memegang kepala anak itu dan mematahkannya dengan tangannya. Sufyan,
perawi memberi isyarat dengan jarinya seolah dia memelintir sesuatu.
Maka Musa bertanya kepadanya: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih,
bukan karena dia telah membunuh orang lain?. Sungguh kamu telah
melakukan suatu kemungkaran. Khadlir berkata: “Bukankah sudah kukatakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”
Musa berkata: “Jika aku bertanya lagi tentang sesuatu kepadamu setelah
ini maka silakan kamu tidak memperbolehkan aku untuk menyertaimu.
Sungguh kamu telah cukup memberikan udzur kepadaku”. (QS al-Kahfi ayat
74). Lalu keduanya berjalan. Hingga tatkala keduanya sampai kepada
penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu,
tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka. Kemudian keduanya
mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh di negeri itu”. (Perawi.
‘Ali bin ‘Abdullah) berkata: Tembok itu miring. Sufyan memberi isyarat
dengan tangannya seakan dia mengusap sesuatu ke atas dan aku tidak
mendengar Sufyan menyebutkan miring kecuali sekali saja. Musa berkata;
“Mereka adalah suatu kaum yang kita sudah mendatangi mereka namun tidak
mereka memberi makan kita dan tidak juga menjamu kita, lalu mengapa
kamu sengaja memperbaiki tembok mereka?.”Jikalau kamu mau, minta saja
upah untuk itu”. Khadlir menjawab: “Inilah saat perpisahan antara aku
dan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan dari
perbuatan-perbuatanku yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya”. (QS
al-Kahfi ayat 77 – 78). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Kita sangat berharap seandainya Musa bisa lebih sabar lagi sehingga
Allah akan mengisahkan lebih banyak cerita tentang keduanya”. Sufyan
berkata; “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Semoga Allah merahmati
Musa. Seandainya dia bersabar tentu akan diceritakan lebih banyak lagi
tentang kisah keduanya”. Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma membaca
(menjelaskan) ayat ini dengan; “Di hadapan mereka ada raja yang akan
merampas setiap perahu yang baik secara curang. Sedangkan anak kecil
yang dibunuh tadi adalah anak yang kafir sedang kedua orang tuanya
adalah orang beriman”. Sufyan berkata kepadaku; “Aku mendengar darinya
dua kali dan aku menghafalnya”. Ditanyakan kepada Sufyan; “Apakah kamu
menghafalnya sebelum kamu mendengar dari ‘Amru atau kamu
menghafalkannya dari orang lain?. Sufyan berkata; “Dari siapa lagi aku
menghafalnya? Seseorang meriwayatkannya dari ‘Amru dan aku mendengarnya
darinya dua kali atau tiga kali lalu aku menghafalnya”.No. Hadist: 3150
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدٍ ابْنُ الْأَصْبِهَانِيِّ
أَخْبَرَنَا ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامِ بْنِ
مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا سُمِّيَ الْخَضِرَ
أَنَّهُ جَلَسَ عَلَى فَرْوَةٍ بَيْضَاءَ فَإِذَا هِيَ تَهْتَزُّ مِنْ
خَلْفِهِ خَضْرَاءَ
Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Sa’id Al Ashbahaniy telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Al Mubarak dari Ma’mar dari Hammam bin
Munabbih dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Asal usul dinamakan al-Khadlir, karena ia
biasa duduk di atas pakaian terbuat dari bulu binatang yang berwarna
putih. Dan apabila pakaian itu bergerak-gerak (bulunya melambai-lambai)
akan tampak dari baliknya warna kehijauan (Khadlra’) “. No. Hadist: 3151
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ أَنَّهُ سَمِعَ
أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِيلَ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ} ادْخُلُوا
الْبَابَ سُجَّدًا وَقُولُوا حِطَّةٌ {فَبَدَّلُوا فَدَخَلُوا يَزْحَفُونَ
عَلَى أَسْتَاهِهِمْ وَقَالُوا حَبَّةٌ فِي شَعْرَةٍ
Telah bercerita kepadaku Ishaq bin Nashr telah bercerita kepada kami
‘Abdur Razzaq dari Ma’mar dari Hammam bin Munabbih bahwa dia mendengar
Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata; Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Dikatakan kepada Bani Isra’il, (“masuklah
kalian ke dalam pintu gerbang sambil bersujud dan katakanlah;
bebaskanlah kami dari dosa”), (QS al-Baqarah ayat 58). Namun mereka
menukarnya dan masuk sambil merayap di atas pantat mereka sambil
berkata: “buah gandum”No. Hadist: 3152
حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا رَوْحُ
بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنْ الْحَسَنِ وَمُحَمَّدٍ وَخِلَاسٍ
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مُوسَى كَانَ رَجُلًا حَيِيًّا
سِتِّيرًا لَا يُرَى مِنْ جِلْدِهِ شَيْءٌ اسْتِحْيَاءً مِنْهُ فَآذَاهُ
مَنْ آذَاهُ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَقَالُوا مَا يَسْتَتِرُ هَذَا
التَّسَتُّرَ إِلَّا مِنْ عَيْبٍ بِجِلْدِهِ إِمَّا بَرَصٌ وَإِمَّا
أُدْرَةٌ وَإِمَّا آفَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ أَرَادَ أَنْ يُبَرِّئَهُ مِمَّا
قَالُوا لِمُوسَى فَخَلَا يَوْمًا وَحْدَهُ فَوَضَعَ ثِيَابَهُ عَلَى
الْحَجَرِ ثُمَّ اغْتَسَلَ فَلَمَّا فَرَغَ أَقْبَلَ إِلَى ثِيَابِهِ
لِيَأْخُذَهَا وَإِنَّ الْحَجَرَ عَدَا بِثَوْبِهِ فَأَخَذَ مُوسَى
عَصَاهُ وَطَلَبَ الْحَجَرَ فَجَعَلَ يَقُولُ ثَوْبِي حَجَرُ ثَوْبِي
حَجَرُ حَتَّى انْتَهَى إِلَى مَلَإٍ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ فَرَأَوْهُ
عُرْيَانًا أَحْسَنَ مَا خَلَقَ اللَّهُ وَأَبْرَأَهُ مِمَّا يَقُولُونَ
وَقَامَ الْحَجَرُ فَأَخَذَ ثَوْبَهُ فَلَبِسَهُ وَطَفِقَ بِالْحَجَرِ
ضَرْبًا بِعَصَاهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ بِالْحَجَرِ لَنَدَبًا مِنْ أَثَرِ
ضَرْبِهِ ثَلَاثًا أَوْ أَرْبَعًا أَوْ خَمْسًا فَذَلِكَ قَوْلُهُ} يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَى
فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا {
Telah bercerita kepadaku Ishaq bin Ibrahim telah bercerita kepada
kami Rauh bin ‘Ubadah telah bercerita kepada kami ‘Auf dari Al Hasan,
Muhammad dan Khilas dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Nabi
Musa ‘Alaihissalam adalah seorang pemuda yang sangat pemalu dan
senantiasa badannya tertutup sehingga tidak ada satu pun dari bagian
badannya yang terbuka karena sangat pemalunya. Pada suatu hari ada
orang-orang dari Bani Isra’il yang mengolok-oloknya. Mereka berkata;
“Sesungguhnya tidaklah dia ini menutupi tubuhnya melainkan karena kulit
tubuhnya sangat jelek, bisa jadi karena menderita sakit kusta, bisul
atau penyakit-penyakit lainnya”. Sungguh Allah ingin membebaskan Nabi
Musa dari apa yang mereka katakan terhadap Musa, sehingga pada suatu
hari dia mandi sendirian dengan talanjang dan meletakkan pakaiannya di
atas batu. Maka mandilah dia dan ketika telah selesai dia beranjak
untuk mengambil pakaiannya namun batu itu telah melarikan pakaiannya.
Maka Musa mengambil tongkatnya dan mengejar batu tersebut sambil
memanggil-manggil; “Pakaianku, wahai batu. Pakaianku, wahai batu”.
Hingga akhirnya dia sampai ke tempat kerumunan para pembesar Bani
Isra’il dan mereka melihat Musa dalam keadaan telanjang yang merupakan
sebaik-baiknya ciptaan Allah. Dengan kejadian itu Allah membebaskan
Musa dari apa yang mereka katakan selama ini. Akhirnya batu itu
berhenti lalu Musa mengambil pakaiannya dan memakainya. Kemudian Musa
memukuli batu tersebut dengan tongkatnya. Sungguh demi Allah, batu
tersebut masih tampak bekas pukulan Musa, tiga, empat atau lima
pukulan. Inilah di antara kisah Nabi Musa ‘Alaihissalam seperti
difirmankan Allah Ta’ala: (“Wahai orang-orang beriman janganlah kalian
menjadi seperti orang-orang yang mengolok-olok (menyakiti) Musa lalu
Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan”) (QS
al-Ahzab ayat 69).No. Hadist: 3153
حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ
الْأَعْمَشِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا وَائِلٍ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَسَمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَسْمًا فَقَالَ رَجُلٌ إِنَّ هَذِهِ لَقِسْمَةٌ مَا أُرِيدَ
بِهَا وَجْهُ اللَّهِ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَغَضِبَ حَتَّى رَأَيْتُ الْغَضَبَ فِي
وَجْهِهِ ثُمَّ قَالَ يَرْحَمُ اللَّهَ مُوسَى قَدْ أُوذِيَ بِأَكْثَرَ
مِنْ هَذَا فَصَبَرَ
Telah bercerita kepada kami Abu Al Walid telah bercerita kepada kami
Syu’bah dari Al A’masy berkata aku mendengar Abu Wa’il berkata aku
mendengar ‘Abdullah radliallahu ‘anhu berkata; “Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam membagi pembagian lalu ada seseorang berkata; “Sungguh
pembagian ini tidak dimaksudkan untuk mengharap wajah Allah
(keridlaan-Nya) “. Lalu aku (‘Abdullah) mendatangi Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam dan memberitahukan apa yang dikatakan
laki-laki itu, maka Beliau marah hingga aku lihat tampak kemarahan pada
wajah Beliau. Beliau lalu bersabda: “Semoga Allah merahmati Musa,
karena dia pernah disakiti lebih banyak dari ini dan dia tetap shabar”.
Mereka menyembah patung-patung mereka
No. Hadist: 3154
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ
يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَكُنَّا
مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَجْنِي
الْكَبَاثَ وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ عَلَيْكُمْ بِالْأَسْوَدِ مِنْهُ فَإِنَّهُ أَطْيَبُهُ قَالُوا
أَكُنْتَ تَرْعَى الْغَنَمَ قَالَ وَهَلْ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ
رَعَاهَا
Telah bercerita kepada kami Yahya bin Bukair telah bercerita kepada
kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Sihab dari Abu Salamah bin ‘Abdur
Rahman bahwa Jabir bin ‘Abdullah radliallahu ‘anhuma berkata; “Kami
pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memetik akar
pohon (al-arak, biasanya untuk siwak) dan saat itu Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Petiklah yang berwarna hitam
karena ia yang paling baik”. Mereka bertanya; “Apakah baginda dahulu
mengembala kambing?”. Beliau menjawab: “Tidak ada seorang Nabi pun
melainkan dia pernah mengembala kambing”.Labels
- Aplikasi Android (1)
- komputer (1)
- pengaruh perkembangan informasi (2)
- Tentang Indonesia (1)
- Tentang islamic (2)
Blogger templates
Diberdayakan oleh Blogger.
Blog Archive
Mengenai Saya
- dimas aji
- lamongan, lamongan, Indonesia
- saya seorang anak pendiam disekolah tapi saya pandai dalam menari sepeti break dance,saya bisa menciptakan imajinasi yg mungkin tidak q sangka
Popular Posts
-
1. CyberPower PC Black Pearl Video/Audio: VGA Card : Dual Nvidia GeForce GTX 580, Core Clock: 772 MHz, Video Memory: 3 GB, Audio: 7....
-
Hadist Riwayat Bukhari Tentang “Hadist-hadist Para Nabi” Penciptaan Adam dan keturunannya No. Hadist: 3079 حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّ...
-
Dalam tulisan ini saya akan ulas sedikit, apa itu nanoteknologi ?. Memasuki abad 21 telah terjadi perubahan paradigma dalam memandang tek...
-
Perkembangan teknologi yang semakin pesat mempengaruhi gaya kehidupan yang semakin mencolok. Itu dikarenakan perkembangan teknologi memp...
-
Add caption Hampir semua pengguna ponsel atau smartphone Android akan menghadapi masalah pada baterai yang selalu boros. Terlebih lagi...
-
Sahabat, tidak terasa kita sudah memasuki tengah bulan pada bulan hijriah. Bulan pun bersinar dengan terangnya dan tak lagi malu – malu ...
-
1. Perkembangan Harga Perdagangan Besar/Grosir/Agen Mei 2013 Berdasarkan hasil pemantauan BPS, pada Mei 2013 IHPB Umum Nonmigas adala...
Category List
- Aplikasi Android (1)
- komputer (1)
- pengaruh perkembangan informasi (2)
- Tentang Indonesia (1)
- Tentang islamic (2)
saya membuat blog ini untuk mencari sesuatu yang baru seperti teknologi informasi yang dapat merubah dunia ke masa depan
Blogger news
Labels
- Aplikasi Android (1)
- komputer (1)
- pengaruh perkembangan informasi (2)
- Tentang Indonesia (1)
- Tentang islamic (2)